7 Rumah Adat Kalimantan yang Menarik, Ada Memiliki Panjang 150 Meter

7 Rumah Adat Kalimantan yang Menarik, Ada Memiliki Panjang 150 Meter
info gambar utama

Rumah adat Kalimantan merupakan salah satu kekayaan budaya dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia. Dihuni oleh suku Dayak Kalimantan, rumah adat ini menjadi magnet budaya bagi wisatawan yang ingin merasakan nuansa tradisional dan masih terjaga dengan baik di wilayah ini.

Keunikan rumah adat di Kalimantan mencerminkan indentitas, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakat setempat. Setiap rumah adat memperlihatkan warisan budaya yang beragam, mencerminkan keanekaragaman tradisi dan keindahan arsitektur tradisional.

Kawan GNFI sudah tahu, apa saja nama rumah adat Kalimantan? Berikut ini nama-nama rumah adat Kalimantan yang wajib Kawan kunjungi!

1. Rumah Betang

Rumah Betang Kalimantan Tengah
info gambar

Rumah betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang didiami oleh suku Dayak, memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi di berbagai lokasi. Ada yang mencapai panjang hingga 150 meter dan lebar hingga 30 meter.

Umumnya, rumah betang dibangun di atas panggung dengan ketinggian 3 hingga 5 meter dari permukaan tanah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko banjir, serangan binatang buas, atau bahaya serangan musuh. Setiap keluarga mendiami bilik-bilik yang dipisahkan di dalam rumah betang tersebut.

Rumah Betang, Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah

Selain sebagai tempat tinggal, rumah betang juga sering digunakan sebagai lokasi upacara keagamaan atau kegiatan musyawarah desa.

2. Rumah Banjar

Rumah banjar, juga dikenal sebagai rumah bubungan tinggi, merupakan simbol rumah adat yang paling terkenal dan menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan. Rumah banjar dibangun dari kayu, dengan bahan konstruksi yang melimpah berkat sumber daya alam Kalimantan yang kaya akan hutan rimba.

Sebelum rumah banjar berkembang, struktur bangunannya berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Terdapat juga bangunan tambahan di kedua sisi, yang dalam bahasa Banjar disebut disumbi.

Masyarakat Banjar memiliki keyakinan yang kuat terhadap hal-hal yang bersifat gaib, termasuk pada rumah tempat tinggal mereka. Mereka meyakini bahwa rumah adalah tempat tinggal makhluk gaib, seperti yang terlihat pada Rumah Balai Suku Dayak Bukit yang berfungsi sebagai tempat ritual.

Pengaruh unsur gaib tersebut juga tercermin dalam arsitektur Rumah Banjar, terutama dalam bentuk ukiran naga yang melambangkan Putri Junjung Buih dan ukiran burung enggang yang melambangkan Maharaja Suryanata.

3. Rumah Lamin

Rumah Lamin Kalimantan Timur
info gambar

Rumah lamin adalah rumah adat Kalimantan Timur yang didiami oleh orang-orang suku Dayak, memiliki struktur panjang dengan model panggung. Kekerabatan yang erat antaranggota suku Dayak di Kalimantan Timur menyebabkan mereka umumnya hidup dalam kelompok. Oleh karena itu, rumah-rumah adat yang mereka bangun sering digunakan oleh lebih dari satu kepala keluarga.

Ukuran rumah lamin memiliki panjang mencapai 30 meter, lebar 15 meter, dan tinggi 3 meter. Atap rumah ini dihiasi dengan kepala naga sebagai simbol keagungan, kepahlawanan, dan budi luhur. Di halaman rumah adat ini, terdapat patung-patung Blontang yang melambangkan dewa-dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.

Rumah lamin memiliki beberapa ciri khas yang kuat, termasuk ukiran atap berbentuk naga dan burung enggang yang melambangkan kesaktian dan kewajiban masyarakat Dayak. Salah satu hal yang paling mencolok adalah dominasi warna kuning, putih, dan hitam dengan motif salur pakis dan mata pada dindingnya.

Bagas Godang, Rumah Adat Mandailing yang Identik dengan Tiang Ganjil

4. Rumah Baloy

Rumah baloy adalah rumah adat yang dikenal di Provinsi Kalimantan Utara, berasal dari masyarakat suku Tidung. Desainnya hampir mirip dengan rumah lamin.

Beberapa peneliti, baik dari Indonesia maupun luar negeri, berpendapat bahwa Rumah Baloy merupakan perkembangan dari rumah lamin. Tampilan rumah baloy terkesan lebih modern dan modis karena menggunakan kayu ulin sebagai bahan bangunan.

Pada bagian belakang rumah baloy, terdapat lubung kilong yang berada di tengah-tengah kolam. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk mengadakan pertunjukan seni tradisional suku Tidung, seperti tari japen.

Selain itu, di belakang lubung kilong, terdapat bangunan lain yang disebut lubung intamu. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat adat dalam acara-acara penting, seperti pelantikan pemimpin adat dan musyawarah masyarakat adat.

5. Rumah Radakng

Rumah Radakng Kalimantan Barat
info gambar

Rumah radakng juga dikenal sebagai rumah adat suku Dayak Kayanatn di Kalimantan Barat, merupakan rumah adat terbesar yang ada di Indonesia. Dengan dimensinya yang luas, rumah ini memiliki panjang 138 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 7 meter.

Karena bentuknya yang memanjang, seringkali rumah ini juga disebut sebagai rumah panjang. Kapasitasnya yang besar memungkinkan hingga 600 orang dapat duduk di ruang utamanya.

Rumah adat ini memiliki enam pilar di bagian atasnya, yang dihiasi dengan patung burung enggang gading. Bagi masyarakat Dayak, hewan tersebut memiliki makna sebagai simbol kekuatan dan kegagahan.

6. Rumah Lou

Rumah lou merupakan rumah adat yang berasal dari suku Dayak Benuaq, yang merupakan bagian dari suku Dayak Lawangan dalam rumpun Ot Danum, tinggal di Kalimantan Timur. Rumah ini termasuk dalam jenis rumah panjang yang sesuai dengan gaya hidup mereka.

Rumah lou terkenal dengan ciri utamanya yang terdiri dari delapan olakng atau unit-unit rumah. Setiap olakng memiliki beberapa bilik dan dapur. Rumah ini sering disebut sebagai kampung besar atau benua.

Atap rumah ini menggunakan jenis atap pelana dengan bahan sirap, dan terdapat pagar di bagian terasnya dengan panjang yang sama dengan panjang rumah itu sendiri. Terdapat lebih dari satu tangga untuk masuk ke rumah ini. Rumah lou juga dikenal dengan ornamen khas suku Dayak Benuaq yang mencerminkan kebudayaan mereka.

7. Rumah Amin Bioq

Rumah amin bioq adalah rumah adat yang berasal dari suku Dayak Kenyah, yang termasuk dalam rumpun Apou Kayan yang mendiami wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Di dalam rumah ini, terdapat penyimpanan barang-barang adat yang dimiliki bersama oleh masyarakat.

Tinggi rumah ini mencapai empat meter dari permukaan tanah. Keunikan rumah amin bioq terletak pada tangga yang dihiasi dengan ukiran kepala naga, yang bertujuan untuk menjaga agar roh-roh jahat tidak dapat masuk ke dalam rumah. Selain itu, tangga ini juga dapat diangkat dan diturunkan.

Rumah Adat Banjar Pesayangan Martapura, Rumah Batu yang masih terjaga hingga di era modern

Rumah adat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat pelaksanaan upacara adat serta menjadi pusat interaksi sosial bagi masyarakat Dayak Kenyah. Oleh karena itu, setiap rumah amin bioq dipimpin oleh seorang kepala suku yang tinggal di pusat atau bagian tengah bangunan rumah.

Bagian atap rumah amin bioq dihiasi dengan ukiran burung enggang, tumbuh-tumbuhan, dan berbagai hewan laut, termasuk naga laut. Ukiran ini melambangkan hidup rukun yang dijunjung tinggi oleh suku Dayak Kenyah, baik dalam hubungan sesama mereka maupun dengan suku lain. Dengan demikian, ukiran ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan manusia dalam keberagaman.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini