Sejarah Awal Mula Tradisi Parsel Lebaran di Indonesia

Sejarah Awal Mula Tradisi Parsel Lebaran di Indonesia
info gambar utama

Momentum Idulfitri merupakan hari besar keagamaan yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Idulfitri sendiri menjadi momentum spesial bagi umat Islam karena Idulfitri ini merupakan hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

Momentum tersebut juga dirayakan oleh masyarakat Islam di Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi yang digunakan untuk menyambut Idulfitri. Salah satu tradisi Idulfitri yang sudah diselenggarakan secara turun-temurun sendiri adalah tradisi mengirimkan bingkisan parsel kepada kerabat terdekat.

Merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), parsel sendiri merupakan bingkisan yang berisi berbagai hadiah, seperti aneka kue, makanan dan minuman dalam kaleng, barang pecah belah, yang ditata apik dalam keranjang dan dikirimkan kepada orang-orang tertentu pada hari raya.

Aktivitas mengirimkan parsel tersebut menjadi salah satu bentuk tanda kasih dan sekaligus menjadi ajang berbagi kebahagiaan dengan keluarga atau kerabat terdekat.

Meriam Bleguran, Tradisi Ngabuburit Remaja Betawi Sejak Zaman Kompeni

Tradisi saling memberikan parsel ini sendiri merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu di Indonesia. Terdapat beberapa rujukan yang menjelaskan terkait asal-usul dari tradisi ini. Setidaknya, terdapat dua rujukan utama yang menjelaskan asal mula tradisi parsel ini–yakni berasal dari tradisi Jawa Kuno dan berasal dari zaman perang.

Asal Usul Tradisi Parsel di Indonesia

Berasal dari tradisi Jawa Kuno

Miniatur kehidupan orang Islam di Indonesia pada masa lampau di Jawa Timur Park 1.
info gambar

Mengutip laman Kompas.com, tradisi mengirimkan bingkisan parsel sendiri berasal dari istilah ‘ater-ater’ yang berkembang pada masa Jawa Kuno. Hal tersebut merujuk kepada istilah ‘ater’ yang disebutkan dalam Kakawin Ramayana, Sutasoma, pada abad ke-IX.

Istilah ‘ater-ater’ ini seringkali digabungkan dengan istilah kata ‘panganan’ sehingga menjadi ‘ater-ater panganan’. penggabungan istilah tersebut merujuk kepada kegiatan mengantarkan atau membawa makanan kepada kerabat terdekat pada waktu tertentu dengan maksud tertentu.

Tradisi ini dilakukan secara turun-temurun dan lintas generasi yang pada akhirnya menjadi sebuah tradisi. Tradisi ini sendiri berlanjut ketika kepercayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia.

Tumbilotohe, Tradisi Memasang Lampu Jelang Idulfitri di Gorontalo

Tradisi ini sendiri dianggap memiliki keterkaitan dengan ajaran sedekah Idulfitri dalam Islam sehingga membuat tradisi tetap langgeng setelah ajaran Islam masuk. Bahkan, tradisi ini menjadi tradisi yang dilakukan secara antusias hingga Idulfitri saat ini.

Adopsi budaya saat zaman perang

Gambar hampers makanan yang dikirimkan kepada pejuang perang
info gambar

Mengutip laman detikfinance.com, Ketua Asosiasi Pengusaha Parsel Indonesia (APPI), Fahira Idris, mengatakan bahwa tradisi mengirim parsel atau hampers saat Lebaran sudah ada sejak lama. Hal seperti itu juga dilakukan oleh dunia, termasuk Arab Saudi dan masuk Indonesia seiring berkembangnya agama Islam.

Tradisi mengirimkan parsel ini sendiri dipercaya sudah ada sejak ke-11 masehi. William The Conqueor sendiri menjadi tokoh yang pertama memperkenalkan tradisi mengirimkan parsel setelah pertempuran Hastings.

Tradisi ini sendiri berawal dari keadaan yang membuat perempuan pada saat itu tidak diperkenankan untuk mengikuti peperangan. Hal tersebut memunculkan ide dari para perempuan yang tetap ikut berpartisipasi dalam perang dan terciptalah kegiatan mengirimkan parsel makanan kepada para pejuang.

Tradisi ini sendiri masuk ke Indonesia pada saat masa penjajahan terjadi di Indonesia. Kondisi serupa tersebut membuat para perempuan mencari cara untuk membantu para pejuang dalam berperang. Hal tersebut membuat para perempuan di Indonesia mengadopsi budaya mengirimkan makanan tersebut dan membuat tradisi tersebut berlanjut hingga saat ini di hari-hari besar keagamaan.

Pada awalnya, tradisi ini menggunakan makanan-makanan yang sudah dimasak dan siap dimakan untuk dikirimkan kepada kerabat atau saudara. Akan tetapi, kebiasaan tersebut mulai bergeser menjadi aktivitas mengirimkan makanan kemasan.

Parsel sendiri saat ini menjadi tradisi yang berkembang menjadi bingkisan yang diisi dengan berbagai olahan makanan, seperti kue kering, biskuit, sirup, dan makanan lainnya. Bahkan, parsel saat ini dihias semenarik mungkin dan menjadi ladang usaha yang menjanjikan di hari besar Idulfitri.

Tradisi Unik Malem Selikuran, Cara Keraton Surakarta Sambut Lailatul Qadar

Referensi:

  • Indraini, Anisa. 2021. Mengenal Tradisi Parsel yang Sudah Ada Sejak 1.000 Tahun Lalu https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5554417/mengenal-tradisi-parsel-yang-sudah-ada-sejak-1-000-tahun-lalu
  • khairunnisa, Syifa Nuri. 2021. Malam Selikuran, Tradisi Keraton Surakarta Sambut Lailatulqadar. https://www.kompas.com/food/read/2021/05/12/031600375/sejarah-tradisi-berbagi-bingkisan-jelang-lebaran-di-indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini