Indonesia dan Brunei (Mungkin) Saling Iri

Indonesia dan Brunei (Mungkin) Saling Iri
info gambar utama

Anak-anak Timnas U-16 Indonesia kembali berpesta pora. Hujan gol lagi-lagi terjadi di Stadion Madya, Senayan, tempat Garuda Asia bertarung dengan lawan-lawannya di Grup G kualifikasi Piala Asia U-16 2020. Menghadapi Brunei Darussalam, tim asuhan Bima Sakti menang telak 8-0.

Pertandingan ketiga di Grup G ini juga menjadi pesta ketiga Timnas U-16 Indonesia. Dengan tambahan 8 gol ke gawang Brunei, total Marselino Ferdinan dan kolega telah menceploskan 27 bola ke jala lawan. Rinciannya, 4 gol di laga pertama kontra Filipina, 15 gol kala bersua Mariana Utara di pertandingan kedua, dan sisanya dari gawang Brunei.

Pertemuan dengan Brunei sendiri sudah diprediksi akan menjadi pesta gol ketiga tuan rumah Grup G di ajang ini. Dengan rekor pertemuan yang mayoritas dimenangi Indonesia lewat skor besar, bisa dibilang tak ada harapan bagi Brunei untuk menang. Membuat gawang hanya kebobolan sedikit saja sudah pencapaian bagus buat mereka.

BACA JUGA: Belajar Bahagia dari Sebiji Gol Mariana Utara

Sedemikian inferiornya Brunei di lapangan hijau, seakan menjadi titik balik Indonesia yang begitu kerdil di mata Brunei dalam hal lain. Superioritas Indonesia atas Brunei di sepak bola, membuat negara bisa kita sedikit bernapas lega, masih ada yang bisa dibanggakan jika beradu pencapaian dengan negara yang numpang di pulau Kalimantan itu.

Brunei Darussalam seperti yang sudah menjadi rahasia umum, negaranya bertabur kekayaan. Beberapa sekolah gratis, sejumlah layanan medis bebas biaya, angka harapan hidup sangat tinggi mencapai 77,7 tahun, tingkat melek huruf sebesar 92,7 persen, dan rasio kepemilikian mobil yang sangat tinggi. Di Brunei, rata-rata setiap dua orang punya satu mobil.

Bandingkan dengan negara kita yang panjang, lebar, dan luasnya berkali-kali lipat dari negara pimpinan Sultan Hassanal Bolkiah itu.

Jangankan bicara tentang fasilitas publik yang gratis, tingkat melek huruf yang tinggi, atau usia harapan hidup. Hendak memilih kepala negara saja bisa membuat retak silaturahmi, karya anak bangsa yang diapresiasi dunia internasional justru dihujat dan dibanjiri kritikan di negara sendiri, pembinaan usia dini malah disebut eksploitasi, bahkan formula untuk melawan penyakit korupsi yang mandarah daging di negeri ini, malah dilemahkan kekuatannya oleh para petinggi.

BACA JUGA: Kalau Suporternya Tidak Dewasa, Timnasnya Ya Gitu-gitu Aja

Bagi kita warga negara Indonesia, negeri ini begitu buruk citranya. Begitu kusam potret kehidupannya, bahkan di sebagian Sumatera dan Kalimantan untuk sekadar bernapas saja, harus mempertaruhkan nyawa.

Tapi bagi orang-orang di luar sana, justru ada yang mereka segani dari kita, bangsa Indonesia. Brunei tak bisa berharap banyak kalau bertemu Indonesia di berbagai level sepak bola. Turis asing mungkin tidak tahu ke mana akan berjemur kalau tidak ada Bali di peta dunia. Pun dunia penerbangan internasional mengakui, Garuda Indonesia adalah salah satu yang paling tepat waktu sedunia.

Di satu sisi, kita sangat iri melihat Brunei dengan segala kemakmuran, kekayaan, dan kenyamanan negaranya. Tapi di sisi lain, orang-orang Brunei mungkun juga iri dengan Indonesia, yang dipenuhi beragam budaya, dikelilingi garis pantai yang sangat panjang, dan potensi sepak bola yang melimpah.

Tuhan memang maha adil. Dia menciptakan sebuah bangsa dan negara, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Bahkan Amerika Serikat yang sangat digdaya di berbagai bidang pun, kalau semua rakyatnya kena santet, mereka bisa apa?

BACA JUGA: Sudah Terlalu Banyak Noda di GBK

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini