Tren Sepekan: Warna Warni Durian hingga Kepunahan Pesut Mahakam

Tren Sepekan: Warna Warni Durian hingga Kepunahan Pesut Mahakam
info gambar utama

Kawan GNFI, tren sepekan media sosial GNFI kali ini menyoroti soal ragam pesona buah-buahan endemik di pulau Kalimantan.

Lain itu, ada juga soal aktivitas badang yang melakukan cara unik untuk meurunkan suhu tubuh. Hal yang tak kalah menarik adalah soal kepunahan yang mengintai habitat Pesut Mahakam.

Berikut ulasan lengkapnya.

Ragam warna durian Borneo

Tanah Indonesia memang sangat kaya dengan flora dan fauna yang cukup khas dan masih terjaga hingga saat ini. Salah satunya adalah aneka Buah Durian langka yang jarang di jumpai di negara lain.

Durian yangmerupakan buah tropis, kerap mendapatkan dengan sebutan “The King of Fruits” karena aroma dan nikmatnya. Meskipun tak jarang ada yang alergi dengan aroma buah ini.

Di hutan hujan pulau Borneo, memang lumbungnya aneka jenis durian langka. Disini terdapat Durian Merah, Orange, Hijau, Kuning, Durian Kura-kura yang berbuah di akarnya, dan masih banyak jenisnya lagi.

Badak berkubang

Seekor badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) ini tertangkap kamera video trap dengan durasi 2 menit 15 detik di sebuah kubangan air terjun, Blok Cigenteur, Taman Nasional Ujung Kulon.

Badak ini berjenis kelamin jantan yang diperkirakan berusia 7 tahun ini dan sedang melakukan aktivitas berkubang dengan cara berguling-guling.

Aktivitas ini dilakukan badak untuk menjaga suhu dan kelembaban tubuh, pemenuhan mineral, mengurangi parasit, dan untuk beristirahat, yang dilakukan setidaknya dua kali dalam sehari dengan durasi terlama sampai dengan tiga jam.

Saat ini, populasi Badak Jawa di Indonesia sampai dengan tahun 2019 sebanyak 72 individu dengan komposisi 39 jantan dan 33 betina.

Ada upaya-upaya konservasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang dilakukan melalui perlindungan dan pengamanan kawasan melalui patroli rutin.

Selain itu, dilakukan pula monitoring badak dan pembinaan habitat (Rhino Monitoring Unit), penanaman dan pemeliharaan pakan Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon, serta berbagai upaya lainnya

Yuk kita terus jaga dan sayangi populasi badak. Menjaga dan mencintai mereka sama dengan menjaga dan mencintai Indonesia.

Pesut Mahakam di ujung kepunahan

View this post on Instagram

A post shared by Good News From Indonesia (@gnfi) on

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) dikabarkan di ambang kepunahan dengan catatan habitat yang tersisa hanya 80-85 ekor

Pesut Mahakam adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar dan berstatus terancam punah.

Satwa ini dinamakan Pesut Mahakam karena banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam, tetapi kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy dolphin.

Secara umum, Pesut Mahakam hidup berkelompok, sama seperti lumba-lumba biasa pada umumnya, sehingga kalau satu pesut terpisah maka kecil kemungkinan dapat bertahan hidup. Pesut Mahakam memiliki umur yang cukup panjang, yakni dapat hidup hingga usia 25 sampai 30 tahun.

Populasi Pesut Mahakam hingga saat ini habitatnya kian hari semakin terusik, tentunya akibat banyak faktor. Salah satunya soal isu lingkungan.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini