Transaksi Pasar Skouw Jayapura, Capai Rp3 Miliar Saban Hari

Transaksi Pasar Skouw Jayapura, Capai Rp3 Miliar Saban Hari
info gambar utama

Dilihat secara fisik, masyarakat seberang tidak berbeda dengan masyarakat di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Indonesia.

Waktu belum genap menunjukkan pukul sembilan pagi, namun mereka sudah berbaris tertib menunggu gerbang perbatasan dibuka. Pos Lintas Batas Negara Terpadu (PLBN) Skouw, Papua, memang sering dikunjungi oleh mereka.

Meski begitu, mereka harus tetap mengikuti segala peraturan administrasi maupun pemeriksaan di gerbang perbatasan. Terlihat dari kartu identitas yang mereka tunjukan berwarna kuning. Itu artinya mereka adalah masyarakat Papua Nugini yang mayoritas tinggal di Wutung.

Karena daerahnya yang sangat dekat dengan Skouw, masyarakat Wutung, Papua Nugini, tidak harus memperlihatkan paspor. Cukup kartu kuning itu yang menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat yang tinggal di perbatasan.

Hari Selasa, Kamis, dan Sabtu adalah hari di mana masyarakat Wutung berbondong-bondong pergi ke perbatasan. Warga Skouw menyebutnya dengan Hari Pasar. Pasalnya, hari-hari ini merupakan hari paling ramai dan paling meriah di Pasar Skouw.

Tentu saja ini hari paling menguntungkan karena cuan yang didapat akan lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Berbelanja Menggunakan Mata Uang Kina

Mata Uang Kina Papua Nugini
info gambar

Agusta Nera, warga asal Wutung merupakan pelanggan setia Pasar Skouw. Kepada BBC Indonesiadia mengaku kerap datang ke pasar tiga hari dalam sepekan.

Butuh jarak tempuh satu kilometer bagi Nera untuk sampai ke Pasar Skouw dan melewati PLBN Papua. Meski harus ditempuh dengan jalan kaki, namun itu bukan masalah bagi Nera. Pasalnya harga-harga produk di Pasar Skouw lebih murah dibandingkan di pasar kotanya.

‘’Saya membeli bahan makanan untuk saya dan keluarga lalu sebagian saya jual,’’ ungkap Nera dikutip BBC Indonesia.

Nera memang tak perlu repot menukarkan mata uang negaranya untuk bertransaksi di sini karena para pedagang Pasar Skouw sudah biasa menerima transaksi menggunakan kina, mata uang Papua Nugini. Bahkan saking banyaknya pelanggan dari sana, para pedagang sudah mempersiapkan uang kembalian dalam kina.

Pecahan uang yang disiapkan mulai dari 1 kina, 5, 10, 20, 50, sampai 100. Sedangkan nilai tukar per 1 kina sendiri berkisar Rp4.000-an, tergantung kurs yang sedang berlaku.

‘’Sembako kalau di sini (yang paling banyak dicari warga Papua Nugini). (Penjualan) sembako yang lancar,’’ aku Rasmi, salah satu pedagang asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang merantau dan sudah 10 tahun lamanya menjadi pedagang sembako di Pasar Skouw.

Terlihat dari dokumentasi BBC Indonesia, segepok uang pecahan kina sudah ia siapkan. Beberapa di antaranya adalah hasil dari transaksi jual beli yang dia lakukan mulai pukul 09.00-18.00 WIT.

‘’Saya bersyukur menguntungkan (berjualan di Pasar Skouw),’’ tandasnya.

Di Pasar Skouw juga sudah terdapat money changer yang disediakan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Meski sebenarnya pemerintah tetap menganjurkan kepada pedagang maupun pembeli untuk tetap bertransaksi menggunakan rupiah.

Transaksi Mencapai Rp3 Milyar Saban Hari

Uang Kina dan Rupiah
info gambar

Geliat ekonomi di tapal batas Skouw memang terlihat sangat menguntungkan dan menjadi berkah sendiri bagi para pedagang di Pasar Skouw.

Selain sembako, Pasar Skouw juga menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci baju, sabun cuci piring, pakaian, bantal, karpet, peralatan rumah tangga, hingga rokok yang dikenal masyarakat Papua Nugini harganya lebih murah.

Keberagaman produk yang tersedia juga sangat banyak sehingga tak jarang banyak para penjual sembako di Wutung menyuplai barang-barang dagangannya di Pasar Skouw.

Menurut data Bank Indonesia perwakilan Provinsi Papua pada 2018, setiap harinya terdapat perputaran uang hingga Rp3 miliar di Pasar Skouw.

Transaksi tersebut di luar transaksi yang kerap terjadi di antara para pengojek motor di wilayah perbatasan. Para pengojek yang mangkal di Pasar Skouw hingga kini masih menerima kina sebagai alat pembayaran.

Dibandingkan dengan rupiah, pembayaran menggunakan kina lebih menguntungkan.

‘’Kalau rupiah paling Rp5.000, kalau pakai kina bisa dapat 2 kina. Kita tukar bisa dapat Rp7.000an,’’ kata Wesly Naly, salah satu pengojek motor di Pasar Skouw.

Pada Hari Pasar (Selasa, Kamis, dan Sabtu), para pengojek ini pun dapat cuan yang lebih besar. Apalagi jika para pelanggan Papua Nugini ini membawa barang belanja yang banyak.

‘’Tarif ojek sekali jalan 2-5 kina, tergantung barang yang dibawa. Kalau Hari Pasar kita bisa dapat sampai 100 kina,’’ ungkap Wesly dikutip Papua Today.

Dari tahun ke tahun, jumlah transaksi di Pasar Skouw memang terus meningkat. Apalagi sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2017 lalu, PLBN Terpadu Skouw juga kerap menggelar acara-acara untuk meramaikan suasana dan menarik wisatawan lokal untuk datang.

Seperti Festival Crossborder Skouw 2019 yang menampilkan beberapa atraksi. Ada pula spot foto menarik di PLBN Terpadu Skouw. Salah satunya terdapat patung garuda raksasa yang dibangun sengaja menghadap ke Papua Nugini.

--

Sumber: BBC Indonesia | Papuatoday.id | Liputan6.com

--

Baca Juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini