Dukung Industri eSport Indonesia, ASUS ROG Phone 3 Dibanderol Lebih Murah

Dukung Industri eSport Indonesia, ASUS ROG Phone 3 Dibanderol Lebih Murah
info gambar utama

Kawan GNFI, guna mendukung geliat industri eSport di Indonesia, ASUS, sebagai produsen ponsel gaming melalui varian Republic of Gaming (RoG), mulai aktif memasukkan jajaran ponsel-ponsel berbasis gim itu di Indonesia. Salah satu yang teranyar adalah ASUS ROG Phone 3, yang resmi hadir di Tanah Air, Kamis (24/9/2020).

Yang menarik, ponsel yang diperkenalkan secara global pada bulan Juli 2020 itu dibanderol lebih murah dari harga global.

Secara umum, ASUS ROG Phone 3 yang dijual di Indonesia hadir dalam dua versi, yakni versi RAM 8 GB dan ROM 128 GB, harganya Rp9,9 juta dengan bonus bonus AeroCase. Sementara versi kedua yakni RAM 12 GB dan ROM 256 GB dibanderol Rp14,9 juta dengan bonus AeroActive Cooler 3 dan AroCase.

Saat peluncuran global beberapa waktu lalu, versi RAM 8 GB dan ROM 256 GB dilepas 799 euro atau setara Rp13,5 juta. Lalu versi RAM 12 GB dan ROM 512 GB dilego 999 euro atau Rp16,9 juta.

Tak ada perbedaan fitur dengan versi global

Meski harganya berbeda, namun untuk spesifikasi umum dan fiturnya tak ada perbedaan. Ponsel gim ini tampil dalam bentangan layar Amoled 6,6 inci dengan resolusi Full HD+, 10 bit, yang mendukung HDR10+.

Keistimewaan ponsel ini ada pada kemampuan refresh rate yang mencapai 144 Hz, touch sampling rate 270 Hz, touch latency 25ms dan slide 18ms. Kombinasi ini bakal memberikan pengalaman bermain gim yang bikin mata makin betah.

Soal dukungan performa, ASUS menanamkan otak chipset terkencang saat ini, yakni Qualcomm Snapdragon 865+ dan RAM LPDDR5. Lalu ada X Mode yang meningkatkan tampilan refresh rate dan sensitivitas sentuhan. Biar tak nge-lag, untuk memaksimalkan grafis gim ponsel ini tentu ditanamkan CPU dan graphic prosessing unit (GPU) Adreno 650.

ASUS juga menyertakan fitur Air Trigger 3 yang memadukan sensor gerak dan sentuh ultrasonik yang dapat diprogram oleh pengguna. Hal itu tentu memberikan lebih banyak kemudahan bagi gamer untuk mengendalikan aksinya.

Agar ponsel tetap dingin ketika digunakan bermain gim, maka ditanamkan tembaga pendingin yang ukurannya diperbesar 6x lipat dari model dari ROG Phone 2. ASUS mengklaim, pihaknya harus merancang ulang 3D Vapor Chamber dan menyematkan graphite film yang besar sehingga memaksimalkan pendinginan

Soal daya tahan ponsel, ASUS ROG Phone 3 dibekali baterai berkapasitas jumbo, yakni 6.000 mAh yang mendukung teknologi pengisian cepat (fast charging) sebesar 30 Watt.

Karena ponsel ini memang diperuntukkan untuk gim, maka kamera yang disediakan pun tak memiliki kemampuan seperti ponsel flagship pada umumnya, namun bukan ''kaleng-kaleng'' juga meski tak menyediakan fitur OIS (penyeimbang pengambilan foto) dan EIS (penyeimbang pengambilan video).

Ada 3 kamera yang terpasang di bodi belakang ponsel, masing-masing beresolusi utama 64 MP dengan sensor Sony IMX686, ditambah ultrawide 13 MP dan makro 5 MP. Sementara di bagian depan terpasang kamera selfie 24 MP.

Gambaran industri eSport di Indonesia

Dalam catatan GNFI, industri eSport memang tumbuh cukup baik di negeri ini. Berdasarkan data yang dihimpun dari Newzoo, Indonesia menempati peringkat ke-17 untuk pendapatan dari industri eSport yang mencapai 1,084 juta dolar AS pada Januari 2019.

Itu artinya, Indonesia masuk ke dalam negara yang memiliki potensi dan cukup menjanjikan untuk pertumbuhan industri eSport ke depannya.

Tentunya, ekosistem eSport meski terus diawasi oleh para pemangku kepentingan (stakeholder), baik dari sudut pandang bisnis maupun strategi pertumbuhannya. Mereka bakal melihat seberapa besar potensi bisnis pada industri gim di Indonesia.

Salah satunya juga melalui pantauan para produsen ponsel gim yang terus mengelola gawai-gawai yang bisa digunakan oleh calon-calon atlet eSport.

Dan kabar baiknya, pemerintah Indonesia terus mendorong industri eSport terutama dari segi bisnis. Melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pemerintah berupaya memfasilitasi kemajuan tersebut dengan dukungan terhadap turnamen-turnamen eSport yang ada di Indonesia.

Menukil Katadata, demografi kategori usia pemain eSport di Indonesia pada 2017 tercatat yang paling tinggi ada pada rentang usia 21-35. Persentasenya mencapai 47 persen dari total penggila gim online di Indonesia. Kemudian posisi keduanya diraih kalangan usia 10-20 dengan persentase 36 persen (15,7 juta gamers).

Sementara untuk kalangan usia 36-40, sudah bisa ditebak. Presentase mereka hanya sekira 17 persen dengan jumlah pemain yang hanya mencapai 7,4 juta gamers.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini