Aksi Nyata Perusahaan Pupuk di Indonesia dalam Kontribusi Menjaga Lingkungan

Aksi Nyata Perusahaan Pupuk di Indonesia dalam Kontribusi Menjaga Lingkungan
info gambar utama

Belum lama ini, seluruh lapisan masyarakat turut serta memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2021 lalu. Berbagai pihak tentu turut serta berpartisipasi dalam upaya yang dilakukan lewat masing-masing cara dalam menjaga lingkungan.

Salah satu anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanah air yang bergerak di bidang pupuk, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) nyatanya tak mau terlewat untuk menjadi salah satu pihak yang berkontribusi dalam menjaga lingkungan, terutama dengan kaitan bidang industri yang digeluti di mana sedikit atau banyak memiliki dampak hasil limbah dari operasional perusahaan yang dijalankan.

Seakan ingin membuktikan kontribusi nyata dalam mengelola limbah yang dihasilkan demi konsistensi menjaga lingkungan di tanah air, PKT secara resmi menyatakan keberhasilan efisiensi yang telah dilakukan pihaknya dalam mengelola lingkungan di sekitar perusahaan agar tetap terjaga dengan baik di tengah operasional industri yang terus berjalan.

Baca juga Selamat Hari Bumi! Yuk, Cari Tahu 6 Startup Indonesia yang Peduli Lingkungan

Dalam keterangan yang diterima oleh GNFI, PKT mengklaim jika perusahaan berhasil mencatat peningkatan efisiensi pengelolaan lingkungan, termasuk emisi, air limbah, limbah B3, limbah non B3, dan sampah domestik sepanjang tahun 2020 hingga paruh pertama 2021. Dijelaskan pula bahwa pencapaian ini berhasil diraih berkat kebijakan penerapan Life Cycle Assessment (LCA) yang diterapkan.

Memperjelas keberhasilan tersebut, Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi memaparkan upaya detail yang dilakukan oleh pihaknya dalam mengelola keberlangsungan lingkungan di samping limbah yang dihasilkan dari operasional PKT.

“Selama dua tahun terakhir, kami telah menerapkan LCA yang mencakup 5 aspek lingkungan, yaitu efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air limbah, pengurangan pencemaran udara, 3R limbah B3, 3R limbah non B3, dan perlindungan keanekaragaman hayati. Kinerja kelima aspek ini terus kami tingkatkan, dan catatan positif selama satu tahun terakhir ini menjadi bukti konsistensi PKT terhadap komitmen tersebut.” jelas Rahmad.

Lingkungan Pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur
info gambar

Tidak semata-mata memberikan klaim hanya berupa pernyataan teoretis, Rahmad juga menjelaskan persentase dan besaran dari keberhasilan pengelolaan limbah yang dimaksud. Dijelaskan bahwa dalam aspek efisiensi air, PKT berhasil memanfaatkan atau mendaur ulang 7.732.740 m3 atau 80,87 persen dari total kebutuhan air selama 2020.

Tak hanya itu, dalam aspek pengurangan pencemaran udara, PKT mencatat volume pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 683.520,26 ton CO2 ekuivalen atau sekitar 16,73 persen dari total beban emisi perusahaan.

Baca juga Penghargaan Norwegia untuk Indonesia yang Berhasil Turunkan Emisi Karbon

Tidak sepenuhnya melakukan pengelolaan limbah sendiri, PKT juga menyatakan bahwa pihaknya melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pemanfaatan limbah B3 untuk mengelola limbah B3. Pada tahun 2020, 98 persen limbah B3 yang dihasilkan PKT diserahkan ke pihak ketiga berizin untuk dikelola lebih lanjut, sementara 2 persen sisanya dimanfaatkan internal untuk pembuatan batako dan paving blok.

Mengenal PKT, anak BUMN Pupuk Indonesia

Pupuk Kalimantan Timur atau PKT merupakan salah satu dari beberapa anak perusahaan milik PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), sebuah perusahaan induk untuk Badan Usaha Milik Negara dalam bidang pupuk di Indonesia.

PKT merupakan produsen pupuk urea terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1977, dan menjadi salah satu perusahaan industri strategis di Indonesia, dengan lima unit pabrik Amoniak dan lima unit pabrik Urea yang terletak dalam satu lokasi yang terletak dan berpusat di Bontang, Kalimantan Timur.

Berdasarkan situs resmi Pupukkaltim.com, perusahaan yang berhasil meraih predikat World Class pada ajang Global Performance Excellence Awards (GPEA) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada tahun 2018 ini mengklaim angka produksi pupuk yang tinggi, yaitu 3,43 juta ton produksi pupuk urea dan 350 ribu ton produksi pupuk NPK setiap tahunnya.

Baca juga Pupuk Indonesia Punya Kinerja Gemilang, Produksi Naik 14,1 Pesen Kuartal I 2020

Upaya PKT dalam perlindungan keanekaragaman hayati

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (kiri) tengah meninjau inisiatif lingkungan hidup
info gambar

Tidak hanya serius dalam mengelola limbah yang dimiliki demi menjaga lingkungan, PKT nyatanya juga turut serta aktif dalam mengadakan program perlindungan keanekaragaman hayati melalui beragam inisiatif keanekaragaman hayati, mulai dari pembibitan tanaman langka, pembibitan tanaman endemik anggrek hitam, menjaga dan mengembangbiakan rusa sambar, konservasi terumbu karang, hingga penanaman mangrove di Kepulauan Kedindingan.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian mengingat lingkungan sekitar perusahaan yang dikelilingi oleh keanekaragaman hayati, yang terdiri dari ekosistem pesisir dan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.

Salah satu bentuk nyata dari aksi perlindungan keaneka ragaman hayati tersebut adalah dengan diadakannya program penanaman terumbu karang buatan sebanyak 500 unit setiap tahunnya untuk merehabilitasi kondisi terumbu, dan meningkatkan populasi ikan karang.

Baca juga Upaya Pupuk Kaltim untuk Tekan Penumpukan Sampah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini