Serba-Serbi Mobil Listrik, dari Cara Kerja Hingga Keunggulan dan Kelemahannya

Serba-Serbi Mobil Listrik, dari Cara Kerja Hingga Keunggulan dan Kelemahannya
info gambar utama

Saat ini, mobil listrik tengah meramaikan dunia otomotif. Sepanjang tahun 2020, ada beberapa merek mobil listrik yang mulai debut di Indonesia, misalnya Lexus UX 300e, Nissan Kicks e-POWER, Toyota Corolla Cross Hybrid, dan Hyundai Ioniq EV.

Pemerintah juga tengah menargetkan agar semakin banyak mobil listrik mengaspal di jalanan Tanah Air. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, target produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) pada 2030 adalah 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih dan 2,45 juta unit untuk roda dua.

Taufiek Bawazier selaku Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian mengatakan road map tahun 2025 targetnya 20 persen kendaraan mobil listrik.

“Dari 2 juta targetnya kalau 20 persen ada sekitar 400 ribu mobil listrik beredar di Indonesia," ujarnya, seperti dikutip CNBC Indonesia.

Membahas soal mobil listrik, mungkin masih banyak masyarakat awam yang belum mengerti konsep kendaraan ini, bagaimana cara kerjanya, hingga apa keunggulan mobil ini. Berikut coba kami rangkum dari berbagai sumber.

Deretan Mobil Listrik yang Dijual di Indonesia, Termahal Dibanderol Rp4 Miliar

Apa itu mobil listrik?

Pada dasarnya mobil listrik adalah kendaraan yang sebagian atau sepenuhnya digerakkan oleh motor dengan tenaga listrik. Ini merupakan salah satu inovasi terbarukan dari dunia otomotif. Dengan beralih ke mobil listrik, tentunya hal paling beda adalah pengguna hampir tidak lagi membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti pada kendaraan konvensional.

Secara umum, bagian penting dari mobil listrik adalah baterai, motor listrik, dan modul pengontrol motor. Selain merupakan bagian dari teknologi yang makin canggih, mobil listrik juga diciptakan untuk mengatasi isu lingkungan seperti polusi udara, pemanasan global, dan menipisnya energi minyak bumi.

Mengisi daya mobil listrik | @Slavun Shutterstock
info gambar

Indonesia 2050: Kendaraan Listrik, dan Ambisi Besar Nol Emisi Karbon

Jenis mobil listrik berdasarkan cara kerja

Saat ini, jenis mobil listrik terbagi menjadi empat jenis dan dibedakan dari cara kerjanya, yakni Battery Electric Vehicle, Hybrid Electric Vehicle, Plug-in Hybrid Electric Vehicle, dan Fuel Cell Electric Vehicle.

Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai empat jenis mobil listrik:

Battery Electric Vehicle (BEV)

BEV merupakan kendaraan yang sepenuhnya beroperasi menggunakan listrik pada baterai. BEV tidak memiliki mesin pembakaran dan untuk mengisi daya dilakukan dengan menghubungkan langsung pada jaringan listrik eksternal. Contoh mobil BEV antara lain Tesla Model 3, BMW i3, Hyundai Ioniq, dan Toyota Rav4.

Hybrid Electric Vehicle (HEV)

Umumnya HEV memiliki dua sistem penggerak, yaitu mesin pembakaran dan motor traksi. Nah, untuk mesin pembakaran ini mendapatkan energi dari BBM. Sedangkan untuk motornya mendapat daya dari baterai.

Disebut standard hybrid, jenis mobil listrik ini baterainya hanya diisi oleh putaran mesin, gerakan roda, atau kombinasi. HEV juga tidak memiliki charging port sehingga baterainya tidak dapat diisi ulang dari luar sistem seperti jaringan listrik PLN. Jenis mobil listrik yang termasuk HEV antara lain Honda Civic Hybrid, Toyota Camry Hybrid, dan Toyota Prius Hybrid.

Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

Untuk jenis PHEV juga memiliki mesin pembakaran dan motor traksi listrik. Prinsip kerjanya disebut series hybrid, ia menawarkan pilihan untuk tenaga dari sumber energi fosil (seperti bensin), sumber alternatif (seperti biodiesel), dan baterai.

Perbedaan dengan HEV sebenarnya jenis ini memiliki baterai yang dapat diisi ulang dari sumber listrik eksternal ke charging port di stasiun pengisian mobil listrik. Adapun jenis mobil listrik PHEV yakni Porsche Cayenne S E-Hybrid, Mercedes GLE550e, Mini Cooper SE Countryman, Audi A3 E-Tron, BMW 330e, dan Volvo XC90 T8.

Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)

Kemudian ada jenis yang disebut FCEV, kendaraan yang menggunakan teknologi fuel-cell untuk menghasilkan listrik dan dipakai untuk mengaktifkan motor dalam menjalankan kendaraan.

Secara umum, prinsip kerjanya mirip dengan BEV, akan tetapi jenis ini punya sistem yang dapat mengkonversi energi kimia pada fuel-cell menjadi listrik. Beberapa merek mobil dengan kategori FCEV yaitu onda Clarity Fuel Cell, Hyundai Nexo, dan Toyota Mirai.

Stasiun pengisian daya mobil listrik | @Bigpixel photo Shutterstock
info gambar
Mimpi Panjang Mobil Listrik Indonesia yang Kini Dirajut Kembali

Plus minus menggunakan mobil listrik

Mobil listrik memang merupakan tipe kendaraan yang baru. Di Indonesia, penggunanya pun belum sebanyak mobil konvensional. Maka, tentu banyak pertimbangan apakah orang berminat mengganti mobil lamanya atau memutuskan apakah mobil listrik akan jadi kendaraan pertama seseorang.

Untuk itu, mari kita simak beberapa keunggulan dan apa saja kekurangan dari mobil listrik sebagai bahan pertimbangan.

Keunggulan

Salah satu keunggulan beralih ke mobil listrik adalah biaya harian yang dinilai lebih murah. Menurut Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, biaya pengisian daya kendaraan listrik lebih murah dibandingkan biaya mengisi bensin.

Kata Darmawan, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik dengan harga bensin per satu liter sekitar Rp7-8 ribu. Sedangkan, tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp1.400. Ia menyimpulkan bahwa penggunaan listrik lebih murah seperlima dibandingkan pemakaian satu liter bensin.

Mobil listrik pun tidak memiliki knalpot karena memang tidak mengeluarkan gas buang. Meskipun sebenarnya masih ada emisi pembuangan dari penggunaan ban dan rem, tetapi mobil listrik dinilai relatif lebih aman dalam menjaga kualitas udara karena bebas dari polusi bahan bakar.

Dengan beralih ke mobil listrik pun dianggap bisa meminimalisasi emisi gas rumah kaca, mengurangi jejak karbon, menghemat lapisan ozon, sehingga dapat meminimalisasi pemanasan global.

Dari segi perawatan, mobil listrik pun dinilai lebih hemat. Pada mobil konvensional, mobil harus segera melewati tahap perawatan dengan sekitar 30 item pemeriksaan dan dilakukan setiap 10 ribu kilometer. Sedangkan, untuk mobil listrik, interval perawatannya tiap 15 ribu kilometer dengan pemeriksaan hanya 15 item.

Tak hanya itu, mobil listrik tanpa bensin pun tidak membutuhkan oli. Sehingga Anda bisa menghemat biaya ganti oli.

Pengisi daya baterai mobil listrik | @DariaRen Shutterstock
info gambar
Jajaran Perusahaan Kunci di Balik Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama RI

Kekurangan

Meski banyak keuntungan yang didapatkan, tentunya penggunaan mobil listrik pun tak luput dari kekurangan. Misalnya, stasiun pengisian daya masih minim sehingga menimbulkan kekhawatiran soal bagaimana jika mobil kehabisan daya di tengah perjalanan.

Kemudian, tentu saja penggunaan listrik untuk mengisi daya tidaklah gratis. Bila beralih ke mobil listrik, tentunya pengguna harus memperbesar daya listrik di rumah. Selain itu, pengisian daya baterai pun terbilang lama, sekitar 4-6 jam dari kosong hingga penuh. Berbeda dengan pengisian BBM yang hanya butuh waktu beberapa menit saja.

Hal yang dianggap menjadi kekurangan mobil listrik lain ialah tak ada suara. Memang mobil ini menjadi hening dan mengurangi polusi suara dari mesin dan knalpot. Namun, di sisi lain keheningan ini dikhawatirkan akan menjadi penyebab kecelakaan di jalanan.

Lalu, saat ini kebanyakan mobil listrik berukuran kecil sehingga dianggap belum pas untuk menjadi kendaraan keluarga. Selain itu, harganya pun terbilang mahal dan belum bisa dinikmati masyarakat yang wilayahnya masih mengalami kondisi listrik tidak stabil.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini