Jumpai Kerben, Berry Asli Indonesia yang Tumbuh di Alam Liar

Jumpai Kerben, Berry Asli Indonesia yang Tumbuh di Alam Liar
info gambar utama

Penulis: Nur Annisa Kusumawardani

Sebagai negara yang kaya akan aneka ragam sumber daya alam, Indonesia memiliki berbagai tanaman dan hewan unik endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain. Termasuk buah-buahan lokal.

Di Indonesia, khususnya area pegunungan, terdapat satu buah sejenis berry yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Buah tersebut dinamakan kerben.

Seringkali, kita mengira bahwa buah berry hanya tumbuh di dataran-dataran sejuk atau iklim subtropis, seperti Eropa. Daerah tumbuhnya yang terbatas ini yang menjadikan berry dijual dengan harga cukup mahal.

Kerben masuk ke dalam tanaman rubus dengan nama latin R. fraxinifolius dan R. rosifolius, atau dikenal pula dengan sebutan arbei, beberetean, arben hutan, atau harmos. Merupakan buah edible dengan rasa manis agak masam, kerben banyak tumbuh di daerah wisata pegunungan Indonesia. Salah satunya Desa Suko Pangkat, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Mengenal Buchephalandra, Tanaman Air Endemik Kalimantan yang Jadi Primadona Akuaskap

Tumbuh liar di dataran tinggi beriklim sejuk

Kerben, Berry Asli Indonesia | Dok. KKI WARSI
info gambar

Dilansir dari Detik Food, buah kerben biasa tumbuh liar dalam lingkungan bersuhu sejuk, umumnya di kawasan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di daerah tersebut, kerben akan tumbuh subur sebagai tanaman perdu yang tidak membutuhkan perawatan khusus.

Mengutip Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI), buah kerben juga banyak tumbuh subur di daerah Lembang, Bandung, dengan iklim sejuk yang sesuai bagi pertumbuhannya.

Iklim sejuk inilah yang menjadi syarat utama kerben untuk tumbuh dengan subur dan liar. Bahkan, di daerah dengan lingkungan tersebut, kerben dapat tumbuh rimbun dan menyebar hingga ke pekarangan rumah warga. Selain itu, kerben juga bisa berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim.

Mengutip dari Ping Point, kerben memiliki bentuk serupa perdu dengan banyak duri di batangnya. Ketika kerben jatuh dari pohon, bijinya akan tumbuh menjadi bibit baru.

Kendati tidak membutuhkan bantuan untuk tumbuh subur, kerben kini mulai ramai dibudidayakan karena permintaan terhadap olahan buah ini meningkat. Khususnya, untuk pembuatan selai yang kian diminati oleh masyarakat.

Rigiolepis Argentii, Spesies Baru Kerabat Blueberi dari Sulawesi

Memiliki rasa dan bentuk yang unik

Kerben, Berry Asli Indonesia | Dok. KKI WARSI
info gambar

Dilansir dari Women Indonesia, kerben memiliki tampilan yang menyerupai dua buah, yaitu stroberi dan raspberry. Warna merah menyala ala raspberry yang dimilikinya, disertai bentuk yang mirip stroberi namun sedikit lebih kecil.

Buah kerben yang matang sempurna akan memiliki warna merah menyala, dengan tekstur lembut, rasa manis, dan sedikit asam. Jika digigit, akan terlihat bagian lembut berwarna putih di bagian tengah buah. Ini menjadi ciri khas kerben yang jarang ditemukan pada buah berry lainnya, seperti stroberi.

Selain diolah lebih jauh menjadi selai, kerben juga sering kali dijadikan camilan bagi anak-anak dan warga setempat. Apalagi, untuk yang berprofesi sebagai petani.

Mengenal Lebih dalam Bunga Bangkai, Tanaman yang Berhasil Mekar di Eropa

Berbagai olahan kerben

Kerben, Berry Asli Indonesia | Dok. KKI WARSI
info gambar

Ibu-ibu muda di Desa Suko Pangkat yang tergabung dalam KUPS Suko Suka kini memanfaatkan kerben dengan mengolahnya menjadi selai. Produk ini memiliki penjualan yang cukup baik dan dapat memberikan tambahan penghasilan kepada keluarga pengelola hutan di daerah tersebut.

Pengolahan kerben masih dilakukan dengan tradisional, sehingga tidak ada pengawet kimia yang ditambahkan di dalamnya. Bahan-bahan yang ditambahkan umumnya adalah gula, garam, dan perasan lemon yang dimanfaatkan sebagai penguat rasa sekaligus pengawet alami.

Selai dengan label “Suko Selai” ini dikemas dalam botol kaca berukuran sedang. Mulanya, Suko Selai dipasarkan di sekitar Jambi dan pasar-pasar khusus, seperti pameran produk kehutanan.

Selai kerben dapat disimpan selama dua minggu dalam kemasan kedap udara. Selanjutnya, selai kerben ini akan diluncurkan ke pasar. Selain selai, rasa asam yang dimiliki kerben menjadikannya cocok menjadi teman yang melengkapi sajian makanan gurih seperti seafood dan kuliner berbahan dasar daging. Misalnya, dimanfaatkan untuk olahan saus untuk hidangan steak daging dan olahan ikan.

Menembus pasar lokal

Dikutip dari Detik Food, berbagai olahan buah kerben tidak banyak ditemukan di seluruh tempat, melainkan hanya di beberapa tempat tertentu, khususnya produsen buah kerben. Buah ini begitu diminati dan laris di pasaran.

Di Jambi, pemasaran olahan selai dan buah kerben sudah bisa mencapai hingga seluruh Jambi. Selain itu, produk ini juga kerap hadir dalam pameran-pameran khusus makanan tradisional.

Sambutan pasar terhadap buah kerben beserta olahannya cukup baik, terlihat dari adanya permintaan produk setiap minggu. Namun, sejauh ini selai tersebut belum dipasarkan secara online, sehingga belum menjangkau pasar yang lebih luas.*

Referensi: Kumparan Food | Merah Putih | Women Indonesia | Ping Point | Food Detik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini