Menjelajah Kepulauan Sula Sambil Menyaksikan Festival Tanjung Waka 2021

Menjelajah Kepulauan Sula Sambil Menyaksikan Festival Tanjung Waka 2021
info gambar utama

Pada 18-22 Desember 2021 mendatang akan digelar Festival Tanjung Waka (FTW). Festival dengan konsep edu-ekowisata ini akan menampilkan beragam warisan budaya dan tradisi lokal.

Seperti dilansir Detik.com, rangkaian kegiatan selama FTW 2021 antara lain Gowes 60 kilometer, Historical Camping, Coastal Cleanup, Coral Transplantation, Sea Turtle Conservation, Traditional Colossal Performance, Traditional Children Games, Traditional Live Cooking, Five-Day Local Culinary Adventures, Sula Arts and Cultural Expo 2021, Explore The Turtles Palace of Tanjung Waka, Water Sports, Habar Sua Seminar, International Seminar on Sustainable Coastal Tourism, dan Pencanangan Kabupaten Sula Bebas Sampah Plastik 2024.

Di FTW 2021 pun akan ada kegiatan bersepeda santai dengan empat titik singgah, yaitu Desa Pastina, Desa Waiboga, Desa Bega, dan Desa Baleha. Di setiap desa akan disajikan makanan dan minuman khas Sula, tarian tradisional, dan atraksi-atraksi menarik.

Kegiatan lain yang bisa dilakukan selama mengunjungi FTW 2021 adalah melihat proses pembuatan hidangan tradisional Sula dalam acara live cooking, barbeku, dan makan malam sambil menikmati matahari terbenam di pesisir Pantai Tanjung Waka.

Tentunya para tamu dapat mencoba sejumlah hidangan khas Sula, seperti sinoli dan jepa yang campuran sagu dan parutan kelapa, hutamia atau jamur merah, nasi jagung rempah, utanil atau sambal dari pucuk pohon kedondong hutan, boga bahari dengan olahan kenari, dan olahan madu.

Acara tersebut akan digelar di Kepulauan Sula, tepatnya di Pantai Tanjung Waka, Desa Fatkauyon, Kecamatan Sulabesi Timur. Bagi yang masih asing dengan nama Kepulauan Sula, daerah tersebut merupakan kabupaten yang berada di Maluku Utara dengan ibu kotanya adalah Sanana.

Wilayah tersebut berjarak sekitar 284 kilometer dari Kota Ternate. Kepulauan Sula terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Sulabesi dan Pulau Mangole, serta masih ada 17 pulau kecil dan sedang lainnya. Sembari menikmati acara di FTW 2021, pengunjung juga bisa sekalian menjelajahi tempat-tempat wisata yanga ada di Kepulauan Sula.

Pulau Bawah, Resor Mewah dengan Akses Ekslusif di Kepulauan Anambas

Pulau Pagama

Pulau Pagama merupakan salah satu ikon Kepulauan Sula yang memiliki pasir putih lembut, dikelilingi oleh pohon pinus, taman laut yang indah, dan cocok untuk menyelam. Kontur bawah laut di pulau ini berbentuk sloping atau miring dengan jarak pandang mencapai 30 meter. Di bawah laut, pengunjung bisa melihat terumbu karang dan biota laut lainnya.

Mengintip Museum Santet Cirebon, Bawa Pesan Khusus kepada Manusia

Benteng De Verwachting

Salah satu objek wisata sejarah di Kepulauan Sula adalah Benteng De Verwacthing. Mengutip laman Kemdikbud.go.id, benteng ini dibangun tahun 1623 oleh masyarakat Ternate dan pada awalnya bernama Het Klaverblad. Kemudian pada masa pemerintahan Iskandar Zoelkarnaen, benteng tersebut diperbaharui dan namanya berubah menjadi De Verwachting.

Benteng yang berada di pusat Kota Sanana ini menempati lahan seluas 2.750 meter persegi dan memiliki empat bastion serta dua menara pengintai. Tinggi dinding benteng sekitar empat meter dan ada dua bangunan penunjang di dalamnya yang difungsikan sebagai Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sula.

Benteng ini sudah pernah dipugar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku Utara karena mengalami kerusakan pada tahun 2007 dan 2013 lalu.

Kaleidoskop 2021: Beragam Kabar Baik dari Industri Pariwisata di Tengah Kondisi Pandemi

Telaga Kabau

Telaga Kabau di Pulau Sulabesi merupakan tempat tinggal para buaya dengan pesona hutan bakau. Masyarakat Kabau Tamina, suku asli Kabau,memiliki sebuah ritual bernama Sah Tahaga atau Sumpah Telaga untuk menjaga kelestarian alam yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.

Salah satu kegiatan dalam ritual tersebut adalah memanggil dan memberi makan buaya. Bukan sembarang buaya, masyarakat percaya bahwa buaya yang dipanggil adalah jelmaan dari leluhur dari 4 soa di Desa Wai Bot, yaitu soa sanela, soa kedafota, soa lidamona, dan soa pahli.

Selat Capalulu

Selat Capalulu di Kecamatan Mongole Barat memiliki daya tarik berupa pemandangan putaran ombak yang deras dan menjadi selat dengan arus terkuat di Indonesia. Waktu berkunjung ke selat ini perlu diperhatikan karena pada musim tertentu dan saat laut pasang memang ada larangan kunjungan demi keamanan. Untuk sampai di selat, pengunjung bisa naik kapal cepat selama lima jam dari Sanana.

Pada dasarnya selat ini adalah daerah pelayaran, tetapi bila cuaca sedang buruk, para nahkoda akan berhenti di Desa Pas Ipa. Selat ini merupakan tempat yang cocok untuk pecinta olahraga ekstrem.

Mempelajari Budaya Sunda di Kampung Budaya Sindang Barang

Pulau Kucing

Tak perlu jauh-jauh ke Pulau Tashirojima di Jepang untuk mengunjungi Pulau Kucing, sebab di Sanana pun ada tempat serupa. Pulau Kucing berada di Desa Fukweu dan awalnya adalah tempat pembuangan kucing. Kucing-kucing di sana dirawat oleh masyarakat setempat dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Secara jumlah kucing memang tak sebanyak di Jepang, tetapi pengunjung tetap bisa menikmati bermain di pulau bersama kucing-kucing. Selain itu, di Pulau Kucing pun wisatawan bisa bermain sepeda air, bersantai di gazebo, atau berkegiatan di pantai.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini