Menjelajahi Situs Danau Matano Melalui Tur Virtual Bawah Air Pertama di Indonesia

Menjelajahi Situs Danau Matano Melalui Tur Virtual Bawah Air Pertama di Indonesia
info gambar utama

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) meluncurkan program tur virtual situs Danau Matano. Program ini sendiri merupakan bagian dari kegiatan Rumah Peradaban sebagai sarana edukasi dan pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi.

Tur virtual situs Danau Matano sendiri merupakan situs bawah air pertama yang divirtualkan oleh Puslit Arkenas. Situs Danau Matano masuk dalam tujuh kawasan yang sudah dijadikan tur virtual arkeologi di Rumah Peradaban.

Puslit Arkenas menyatakan publik bisa secara langsung menikmati tur virtual ini melalui gadget, secara gratis tanpa perlu mendaftar. Hal yang menarik dalam tur virtual Danau Matano ini publik bisa melihat kondisi di bawah air secara langsung.

Dari lima lokasi di Situs Danau Matano, dua situs berada di bawah air yaitu situs Pulau Ampat dan Pontanoa Bangka. Di sini baik pelajar maupun masyarakat umum bisa melihat keindahan Danau Matano berserta peninggalan bersejarah secara langsung.

"Ini merupakan salah satu wujud dari tujuan riset kita disamping untuk kemajuan ilmu pengetahuan juga menjadi bagian solusi pembangunan nasional," ucap Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) I Made Geria dalam acara peluncuran Tur Virtual Situs Arkeologi Dana Matano, Kamis (9/12).

Made menyebut kegiatan ini merupakan salah satu akselerasi yang dilakukan oleh Puslit Arkenas melihat kondisi pandemi saat ini. Selain itu dengan menggunakan tur virtual, langkah memperkenalkan situs Danau Matano akan bisa menjangkau masyarakat secara luas.

Kampung Yoboi, Desa Wisata Terapung di Danau Sentani Papua

Dirinya sangat berharap dengan adanya tur virtual ini akan terjadi pertukaran informasi budaya antar masing-masing daerah. Apalagi melihat sejarah situs Danau Matano yang begitu menarik karena terkait legenda tenggelamnya sebuah kampung.

Wilayah sekitar Danau Matano juga banyak ditemukan hasil pengelohan besi pada masa lampau. Sehingga banyak yang menyebut daerah ini merupakan pusat industri logam besi sejak abad ke-8 Masehi.

Made pun berharap langkah ini tidak hanya berujung kepada pertukaran informasi saja. Tetapi juga bisa menjadi langkah agar masyarakat di sekitar Danau Matano lebih sejahtera.

Pasalnya dengan potensi daerah yang cukup besar, seharusnya bisa mengundang para wisatawan untuk hadir. Selain itu juga membeli beberapa kerajinan hasil karya masyarakat situs Danau Matano.

"Ada narasi yang membuat menarik. Jadi masa lalu tidak hanya jadi tuntunan secara nilai tetapi memberikan improvisasi dalam seni kreatif," bebernya.

Keindahan situs Danau Matano

Mengikuti tur virtual Danau Matano memberikan pengalaman yang tidak ternilai harganya. GNFI berkesempatan mengikuti tur virtual ini dengan melihat beragam situs yang tersebar di Danau Matano.

Situs yang pertama dikunjungi adalah tempat wisata mata air Bura-Bura, di sini kita bisa menikmati pemandangan dari atas seperti layaknya pemandangan dari drone. Situs Bura-Bura ini merupakan mata air tawar yang mengairi Danau Matano.

Mata air ini di sebut Bura-Bura karena ketika ada yang berteriak dengan mengucapkan kata bura-bura maka sebuah gelombang kecil yang banyak bermunculan dari dasar air ini.

Selain itu di tengah kolam air ini terdapat sebuah batu yang cukup besar dan berbentuk bulan sabit. Batu itu tak bisa diangkat walaupun dilakukan beramai-ramai. Warga setempat pun mengkeramatkan air ini.

Setelah Bura-Bura, tur virtual kemudian melanjutkan perjalanan ke situs makam Raja Mokole. Di sini kita bisa melihat pemakaman dengan nisan-nisan dari batu dan menhir.

Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat Matano sangat menghormati leluhurnya, sehingga makam-makamnya sudah disusun dengan rapi dan juga diberi tanda sebaik mungkin agar keturunan setelahnya bisa menghargai leluhurnya.

Setelahnya tur virtual menuju situs Danau Matano. Danau ini tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara dengan kedalaman 590 meter, dan berada di peringkat ke-12 dalam daftar danau terdalam di dunia.

Mengunjungi Danau Terdalam di Asia Tenggara, yang Dihuni Ikan Purba

Selain memperlihatkan kedalamannya, danau Matano juga cukup memanjakan mata karena airnya yang bersih, jernih dan tenang. Saking jernihnya, kita bisa melihat dasar danau hingga kedalaman 20 meter.

Pihak Puslit Arkenas menyatakan cukup jarang bisa menemukan situs bawah laut dengan kejernihan air seperti di Danau Matano. Hal ini juga sangat mendukung riset mereka selama beberapa tahun ini.

Sementara itu pada kedalaman 3 meter hingga 15 meter, pengunjung pun bisa langsung melihat kebudayaan dari kampung Pontada yang hilang tenggelam ke dalam danau. Beberapa peninggalan masa lalu pun masih tetap terjaga dengan baik karena kondisinya yang berada di bawah air.

Di dasar danau menurut keterangan warga sekitar terdapat sebuah gua yang di dalamnya berisi benda peninggalan masa lampau seperti tombak, parang, mangkung dan piring yang berumur ratusan tahun.

Tidak hanya itu, jika kita telusuri lebih dalam lagi. Danau Matano juga ternyata menjadi rumah bagi sejumlah fauna eksotis. Beberapa fauna merupakan hewan langka yang hanya ada di danau Matano ini, yakni ikan Butini (Glossogobius matanensis).

Ikan Butini bagi warga setempat dijuluki sebagai ikan purba karena kemiripannya yang kecoklatan serta bentuknya seperti binatang purba. Selain ikan Butini, fauna lain yang bisa kita temukan adalah kepiting Bungka (Paratelphusa), dan keong air tawar (Brotia).

Tur virtual yang berikan tantangan

Berhasil menyajikan tur virtual dengan keanekaragaman alam di bawah laut tentunya memberikan tantangan tersendiri. Apalagi ini merupakan kali pertama, Puslit Arkenas mengambil situs bawah air sebagai salah satu objek dari wisata arkeologi.

Agar bisa memaksimalkan potensi yang ada Puslit Arkenas menggandeng Visual Anak Negeri untuk membangun konsep tur virtual tersebut. Visual Anak Negeri sendiri adalah perusahaan pembuatan konten digital berbasis teknologi virtual reality yaitu 360 Virtual Tour.

Dengan menggunakan teknologi ini, para pengunjung akan dibawa seakan-akan berada di lingkungan tersebut secara langsung. Sehingga akan merasakan bagaimana keindahan alam dan beragam situs arkeologi secara nyata.

Visual Anak Negeri mengaku memiliki beragam tantangan saat mendapat proyek situs Danau Matano. Hal ini karena situs ini berada di bawah air sehingga perlu kecermatan dalam pembuatannya.

Apalagi saat pengerjaannya kadang disertai dengan cuaca yang buruk dan minimnya penerangan. Mereka juga perlu memberikan tugas kepada penyelam yang memang sudah mengerti kondisi Danau Matano.

"Karena itu kami mempercayakan dari tim arkeolog bawah air yang membantu kami mengambil gambar," ucap CEO Visual anak Negeri Andri Andiansyah.

Setelah 9 Tahun Berjuang, Akhirnya Kaldera Toba Diakui UNESCO Global Geopark

Program tur virtual ini pun diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia karena akan menambah metode pengajaran di sekolah.

Sekretaris Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek, Suhadi berharap tur virtual ini juga bisa menjadi daya magnet para wisawatan untuk mengunjungi situs tersebut.

Selain itu adanya pameran temuan arkeologi dari berbagai daerah diharapkan menjadi pertukaran informasi. Hal paling penting baginya adalah balai arkeologi (balar) di setiap daerah bisa memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mengunjungi situs arkeologi.

"Kami berharap balar-balar dan dinas pendidikan membuat sebuah jadwal secara khusus untuk peserta didik, sehingga setiap minggu ada kunjungan untuk melihat langsung penelitian yang tadi untuk memperkaya wawasan," ungkapnya.

Suhadi berharap dengan adanya kunjungan ini benda purbakala tidak hanya menjadi pameran, tetapi juga memberikan sebuah informasi tentang peradaban leluhur pada masa lalu.

"Jangan sampai penemuan situs ini tidak tersampaikan jadi tidak bernilai, karena itu bisa ditampilan secara khususnya kepada peserta didik," pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini