Tunarungu atau Tuli, Mana Kata yang Paling Tepat?

Tunarungu atau Tuli, Mana Kata yang Paling Tepat?
info gambar utama

Tunarungu adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan indera pendengarannya. Kondisi ini membuat seorang tunarungu tidak mampu menangkap rangsangan berupa bunyi, suara atau lainnya melalui pendengaran. Akibat selain terhambatnya perkembangan pendengaran, seorang tunarungu juga akan mengalami kelambatan dalam kemampuan untuk berbicara dan bahasanya.

Dari kondisi ini, seorang tunarungu akan mengalami kelambatan dan kesulitan dalam hal berkomunikasi bersama orang sekitar. Padahal kita tahu bahwa komunikasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam kehidupan.

Bagi sebagian orang, tunarungu merupakan hal yang sama namun pada kenyataannya kedua kata ini memiliki makna yang berbeda. Lalu, apa sih perbedaan makna antara kedua kata tersebut? Dan manakah kata yang tepat untuk seorang yang memiliki keterbatasan pendengaran? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Disabilitas atau Difabel? Ini Perbedaan yang Wajib untuk Diketahui!

Pengertian Tunarungu dan Tuli

Tunarungu adalah Seorang yang rusak pendengarannya : SHVETS Prduction/pexels.com
info gambar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI tunarungu adalah rusak pendengaran dan kata ini dianggap lebih baik, sopan, dan halus serta formal untuk digunakan. Sehingga, orang awam lebih banyak menggunakan kata tunarungu untuk seorang yang memiliki keterbatasan pada pendengarannya.

Berbeda dengan kata Tuli, dimana kata ini dianggap lebih kasar dan tidak sopan jika digunakan untuk seorang yang memiliki keterbatasan pendengaran. Pada kenyataannya, komunitas Tuli dengan huruf kapital (T) lebih nyaman dipanggil dengan sapaan Tuli ketimbang tunarungu. Bagi mereka Tuli adalah sebuah istilah budaya untuk kelompok tertentu dengan keterbatasan pendengaran.

Dari sapaan Tuli dengan huruf kapital (T) ini, mereka dapat menunjukkan identitas mereka dalam sebuah kelompok masyarakat dengan ciri:

  • Memiliki identitas sosial
  • Memiliki bahasa ibu (bahasa isyarat)
  • Memiliki budaya sendiri (sejarah, sistem bahasa, nilai, tradisi, sistem kemasyarakatan, dan lain-lain).

Namun, tahukah Kawan bahwa tunarungu dan Tuli memiliki perbedaan makna? Yang mana tunarungu merupakan istilah medis untuk menyebut seorang yang memiliki keterbatasan pendengaran, sementara Tuli merupakan istilah budaya atau cara berkomunikasi yang berbeda.

Baca juga: Mengenal Tunagrahita dan Cara Menanganinya

Jenis Tunarungu dan Tuli dalam Medis

Jenis-jenis tunarungu dalam dunia medis : Karolina Grabowska/pexels.com
info gambar

Perlu diketahui, bahwa dalam dunia medis gangguan pendengaran terbagi menjadi tiga jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis tunarungu adalah:

1. Gangguan Pendengaran Konduktif

Merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh masalah pada telinga luar atau tengah. Kondisi ini memiliki saraf pendengaran yang masih berfungsi karena infeksi hanya terjadi pada telinga tengah atau telinga luar.

2. Gangguan Dengar Saraf

Pada gangguan ini disebabkan oleh cedera atau kerusakan yang terjadi pada saraf pendengaran, meski tidak ada gangguan pada telinga bagian luar atau tengah.

3. Gangguan Dengar Campuran

Kondisi ini merupakan gabungan dari gangguan pendengaran konduktif dan saraf, di mana seorang yang kondisi seperti ini akan mengalami gangguan pada saraf pendengaran dan juga infeksi pada telinga luar dan tengah.

Baca juga: Belajar Bahasa Isyarat Bersama Komunitas Teman Tuli

Tips Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

cara berkomunikasi dengan seorang tunarungu : cottonbro studio/pexels.com
info gambar

Bahasa ibu seorang dengan tunarungu adalah bahasa isyarat. Tidak semua dari mereka dapat berkomunikasi dengan cara yang sama. Sebagian dari mereka hanya menggunakan bahasa isyarat, ada juga yang menggunakan lisan atau oral dan ada juga menggunakan keduanya untuk berkomunikasi. Namun, sebagian dari mereka ada yang tidak bisa berkomunikasi sama sekali.

Seorang tunarungu biasanya mahir berkomunikasi dengan isyarat dan lisan dengan bergabung bersama komunitas atau sekolah dan ada juga yang mengikuti terapi wicara. Tentu hal ini dilakukan untuk memudahkan mereka dalam berkomunikasi dengan orang di sekitar.

Bagi Kawan yang ingin berkomunikasi dengan seorang tunarungu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan di antaranya:

  • Sentuh atau tepuk pundak mereka untuk memberikan isyarat untuk menarik perhatiannya.
  • Ajak mereka ke tempat yang tenang agar bisa fokus.
  • Sejajarkan mata Kawan dengan mereka saat berkomunikasi, jangan terlalu dekat agar mereka dapat melihat semua bahasa tubuh kita.
  • Pastikan ekspresi wajah Kawan menggambarkan apa yang akan diucapkan, untuk memudah mereka untuk memahami pembicaraan.
  • Bicara dengan normal dan jelas.
  • Tanyakan apakah mereka sudah paham, jika belum maka ulangi atau tulis apa yang ingin disampaikan.

Kawan memang dituntut harus sabar saat berkomunikasi dengan seorang tunarungu, tetapi jika sudah terbiasa dan rutin untuk berkomunikasi dengan mereka tentu akan menjadi mudah. Mungkin saja Kawan bisa menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi dengan mereka, tentu mereka akan sangat senang jika harus memperhatikan mimik dan gerakan mulut kita.

Baca juga: “KABITARU”, E-kamus Ramah Tunarungu

Referensi:

usd.ac.id | halodoc.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Deka Noverma lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Deka Noverma.

DN
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini