Wajib Tahu! Ini 3 Jenis Tata Ruang di Perpustakaan

Wajib Tahu! Ini 3 Jenis Tata Ruang di Perpustakaan
info gambar utama

Setiap perpustakaan memiliki tata ruang yang berbeda-beda. Pengisian ruang di perpustakaan juga disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka sekaligus staf. Tidak heran, penataan ruang dibuat semenarik dan seefisien mungkin.

Selain itu, pustakawan juga perlu memperhatikan perabot atau perlengkapan lain yang dibutuhkan di perpustakaan. Perabot atau perlengkapan perlu ditata dengan rapi agar tidak mengganggu kenyamanan pemustaka sekaligus petugas perpustakaan.

Untuk itu, perpustakaan membutuhkan beberapa cara untuk menata ruang. Lalu, seperti apa cara atau jenis tata ruang yang sering Kawan temui di perpustakaan?

Perpustakaan terbuka
info gambar

Rafdi Maradjabessy, Anak Wakil Walikota yang Hidup Sederhana Jadi Pekerja Bangunan

1. Tata Sekat

Tata sekat adalah penataan ruang dengan menempatkan koleksi terpisah dengan pemustaka. Pemustaka tidak sembarang untuk mengambil bahan pustaka yang diinginkan. Mereka harus mengisi formulir permintaan bahan pustaka yang telah tersedia di meja pustakawan.

Setelah mengisinya, pustakawan akan langsung mengambil bahan pustaka yang diinginkan sesuai formulir itu. Pada umumnya, tata sekat digunakan untuk perpustakaan dengan sistem layanan tertutup. Maksud dari sistem layanan tertutup adalah pemustaka tidak boleh mengambil secara langsung bahan pustaka. Namun, pemustaka harus meminta izin kepada pustakawan.

Sebab, koleksi tersebut biasanya berada di ruangan khusus yang hanya bisa diakses oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Penerapan tata sekat sangat cocok bagi koleksi privat atau langka. Keuntungan dari jenis tata ruang ini adalah kemungkinan kecil koleksi hilang atau rusak karena pemustaka hanya boleh baca di perpustakaan. Jadi, tata sekat cukup efektif dalam segi keamanan.

Namun, tata sekat memiliki kelemahan, yakni mengandalkan petugas sehingga jumlah petugas lebih banyak seiringan dengan pemustaka yang terus bertambah.

2. Tata Parak

Tata parak hampir sama dengan tata sekat. Bedanya adalah tata parak lebih memperkenan pemustaka (pengunjung) untuk mengambil bahan pustakanya sendiri. Meskipun ruang koleksi dan ruang baca terpisah, Kawan bisa bebas memilih bahan pustaka yang diinginkan tanpa meminta izin kepada petugas.

Namun, Kawan harus mencatat bahan pustaka yang diambil pada buku/formulir yang disediakan oleh petugas. Dengan begitu, petugas bisa melacak bahan pustaka yang telah dipilih oleh pemustaka. Setelah itu, Kawan bisa membaca di ruang baca dengan aman dan damai.

Pada umumnya, tata parak biasanya digunakan oleh perpustakaan dengan sistem layanan campuran. Maksud dari sistem tersebut ialah layanan yang menggabungkan layanan terbuka dan tertutup. Pemustaka bisa mengambil bahan pustaka yang diinginkan, tetapi ada batasan tertentu. Batasan tersebut, seperti koleksi tidak boleh dipinjam.

Benteng Pendem Ngawi, Bangunan Bersejarah dengan Pintu Lebih Banyak dari Lawang Sewu

Keuntungan dari tata parak adalah tidak dibutuhkan banyak petugas. Tidak hanya itu, pemustaka bebas memiliki bahan pustaka yang diinginkan. Meskipun begitu, tata parak memanfaatkan ruang yang lebih banyak. Koleksi yang bisa diterapkan pada tata ruang ini adalah koleksi ilmiah, seperti jurnal, skripsi, atau prosiding.

3. Tata Baur

Tata baur adalah tata ruang yang menyatukan area baca dan area koleksi. Alhasil, Kawan bisa memilih dan mengembalikan koleksi secara mandiri. Pada umumnya, tata baur digunakan oleh perpustakaan dengan sistem layanan terbuka. Pemustaka diberi kebebasan untuk berbaur dengan koleksi.

Pemustaka tidak perlu bertanya kepada petugas atau mencatat pada buku/form yang disediakan. Pemustaka bebas berkeliling di sekitar rak untuk mencari bahan pustaka yang diinginkan. Keuntungan dari tata baur adalah tidak dibutuhkan terlalu banyak petugas. Namun, kelemahannya adalah kemungkinan koleksi hilang atau rusak cukup besar. Dengan begitu, Kawan bisa mengatasinya dengan menggunakan security gate atau CCTV.

Itulah beberapa jenis tata ruang di perpustakaan. Jika Kawan sedang membangun perpustakaan, pastikan tata ruang harus memenuhi aspek sosial, psikologis, dan teknologi, ya. Tidak hanya itu, aspek keselamatan dan keamanan juga harus diperhatikan. Dengan begitu, apapun jenis tata ruangnya, Kawan bisa memberikan kenyamanan bagi pemustaka. Salam literasi!

Bangunan Ikonik Karya Arsitektur Ridwan Kamil, dari Museum Hingga Masjid di Palestina

Referensi:

Saleh, Abdul Rahman & Komalasari, Rita. (2009). Manajemen Perpustakaan. Tangerang Selatan: UT Press.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini