“ Kuliner sebagai Media Politik Indonesia dan Luar Negeri“

“ Kuliner sebagai Media Politik  Indonesia dan Luar Negeri“
info gambar utama

Terkadang kita memikirkan politik sebagai sesuatu hal yang berat dan berkaitan dengan parlemen, kenegaraan, dan partai politik. Tetapi jika kita menelisik dan melihat ke belakang politik tidak hanya berkaitan dengan hal-hal tersebut, perlu diketahui bahkan keseharian kita juga sangat lekat dengan politik itu sendiri. bisa dibilang politik adalah cara kita dalam mendapatkan sesuatu, ketika kita ingin mendapatkan hal tersebut sebisa mungkin kita merancang apa pun demi mendapatkan hal tersebut termasuk kekuasaan itu sendiri.

Implementasi cara tersebut sangat beragam salah satunya adalah dari makanan. Anda tidak salah mendengar bahwa makanan yang tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari, sumber tenaga kita dalam beraktivitas ini juga memiliki sisi politiknya sendiri. Lalu apa sisi politik dari sebuah makanan dan mengapa makanan bisa digunakan sebagai alat politik ?, apa pengaruh sisi politik makanan tersebut terhadap negara yang ada?

Salah satu bentuk politik melalui makanan adalah gastrodiplomasi. Seperti namanya yaitu gastrodiplomasi adalah hal yang berkaitan dengan diplomasi(Peneliti et al., 2017). Berdasarkan pengertian diplomasi dari David W Ziegler (1984) diplomasi merupakan alat dari politik luar negeri sebuah negara, diplomasi sangat vital dalam mengkomunikasikan antar negara-negara dunia untuk menjalin perdamaian dunia.

Dari pengertian yang ada dapat dilihat bahwa diplomasi merupakan politik luar negeri yang digunakan untuk menjalin hubungan antar negara(Setiawan, 2016). Oleh sebab itu gastrodiplomasi bisa diartikan sebagai strategi diplomatik publik dan nation branding suatu negara, dengan cara memanfaatkan kekayaan kuliner yang dimiliki negara tersebut.

Tanda Berdaya Perempuan Indonesia Melalui Kebaya

Kulinerdipandang sebagai jalur yang tepat, karena kuliner suatu negara pastinya dipengaruhi berbagai hal seperti budaya, agama, sampai kontur daerah dari suatu negara ataupun letak negara tersebut. Contohnya seperti ketika makanan dari negara banyak menggunakan rempah-rempah berarti negara tersebut memiliki banyak rempah yang menandakan bagaimana kondisi wilayah negara yang ada, dan ketika negara menggunakan banyak daging tertentu bisa dilihat bahwa negara tersebut memiliki mayoritas agama apa.

Istilah gastrodiplomasi sendiri sudah ada mulai tahun 2000an. Beberapa negara sudah menerapkan hal ini di negaranya. Seperti Amerika Serikat yang membentuk Department of State Diplomatic Culinary Partnership Inisiatif yang dibentuk sekitar tahun 2012 sebagai gastronomi politik mereka. Lalu ada negara yang akhir-akhir ini memiliki hype atau tren yang cukup di tinggi di Indonesia, apalagi kalau bukan Korea Selatan.

Korea Selatan membentuk Korean Food Globalization, pembentukan itu bertujuan untuk memperluas budaya Korea baik secara domestik maupun internasional, selain itu hal ini juga membantu mereka di beberapa sektor bisnis seperti pertanian, kehutanan, perikanan, restoran, budaya dan pariwisata.

Gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Korea cukup dibantu dengan industri hiburannya, karena seperti kita lihat di Indonesia sendiri seiring industri hiburan Korea mendapat pasar di Indonesia, makanan-makanan Korea yang ditampilkan seperti di drama menarik banyak orang untuk mencoba dan menjual makanan yang ada, dan secara tidak langsung kita tahu tentang Korea.

Salah satu negara yang berhasil dalam melakukan gastrodiplomasi adalah Thailand. Pemerintah Thailand sangat gencar dalam melakukan gastrodiplomasi ini, mereka membiayai orang-orang yang membuka restoran Thai Food di luar Thailand, maka dari itu banyak orang yang mulai membangun restorannya di berbagai macam negara.

Alasan Fundamental Belajar Sejarah, Berdamai dengan Masa Lalu

Banyaknya restoran Thailand ini bisa di lihat di salah satu negara yaitu Amerika, tercatat pada tahun 2018 saja restoran Thailand yang berdiri di Amerika sebanyak 5.342 restoran. Keberhasilanpemerintah Thailand dalam melakukan gastrodiplomasi dapat dilihat dari peningkatan kunjungan turis pariwisata Thailand yang mencapai 39 juta orang. Tentunya pariwisata bisa meningkatkan banyak sektor di dalam suatu negara.

Untuk Indonesia sendiri aktor negara atau pemerintah belum begitu gencar dalam melakukan gastrodiplomasi, tetapi ada aktor swasta yang bisa dibilang berhasil dalam melakukan gastrodiplomasi ini. Hal tersebut adalah PT.INDOFOOD melalui produknya yaitu Indomie, hal ini bisa dilihat dari cukup terkenalnya Indomie di beberapa negara, yang membuat jadi cukup dikenalnya Indonesia.

Politik dalam kuliner juga ada di culinary diplomacy, berbeda dengan gastrodiplomasi yang menggunakan makanan sebagai alat untuk membentuk opini publik terhadap suatu negara, culinary diplomacy lebih kepada menyajikan kuliner suatu negara saat ada kunjungan ataupun negosiasi antara dua negara.

Kuliner juga kerap kali digunakan sebagai sarana berpolitik dan bernegosiasi oleh pemimpin-pemimpin di negara kita Indonesia ini. Mulai dari kesaksian sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Presiden Soekarno pernah menyuruh ibu Megawati memasak nasi goreng untuk menjamu para pen demo agar perundingan dengan para pen demo tersebut bisa berlangsung lancar.

Nasi goreng alaMegawatiini juga pernah menjamu presiden Abdurrahman Wahid dalam kunjungannya ke kediaman Megawati. Walaupun sebelumnya sempat ada perselisihan pendapat antara kedua belah pihak. Lalu pada 2019 nasi goreng, Megawati ini menjadi saksi dalam pertemuan dua pemimpin partai politik. Yakni ketika Megawati dan Prabowo menyantap bahkan memasak nasi goreng bersama di dalam kunjungan yang mereka lakukan.

Serta tak ketinggalan juga Presiden Joko Widodo. Pada 2016, Jokowi pernah melakukan diplomasi meja makan ini, Presiden Jokowi mengajak beberapa pimpinan partai politik dalam melakukan sesi makan dan berbincang mengenai politik yang ada di Indonesia saat itu. Beberapa pimpinan itu ada Megawati, Prabowo, dan Surya Paloh, mereka dijadwalkan untuk makan dengan Jokowi di waktu yang berbeda-beda.

Politik yang memiliki image rumit sebenarnya juga memiliki sisi lainnya. Tanpa kita sadari makanan yang kita pikir hanya penambah energi bagi tubuh kita bisa menjadi suatu alat politik. Mulai dari gastrodiplomasi yang bisa membentuk opini publik terhadap suatu negara hanya dengan makanannya.

Makanan sebagai media dalam pertemuan dua negara dalam menyelesaikan masalahnya dengan lebih santai karena di atas meja makanan. Sampai kepada alat kepala negara dalam melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat dan para tokoh politik di suatu negara. Harapannya semoga upaya soft power seperti melalui makanan seperti ini ke depannya bisa lebih digunakan Indonesia dalam memperkenalkan negara dan budaya Indonesia.

Esensi Hari Pendidikan Nasional, Penting atau Formalitas?

Referensi:

Diplomasi Makan Bareng ala Presiden Jokowi - YouTube. (n.d.). Retrieved December 17, 2022

Kenapa Makanan Thailand, Korea, Sampai Indomie Bisa Ada Dimana-mana? | Learning By Googling #21 - YouTube. (n.d.). Retrieved December 17, 2022

Nasi Goreng: “Senjata” Politik Andalan Nusantara?- YouTube. (n.d.). Retrieved December 17, 2022

Peneliti, A. P., Bidang, M., Hubungan, M.-M., Pusat, I., Badan, P., Dpr, K., & Diterima, N. (2017). GASTRODIPLOMASI-UPAYA MEMPERKUAT DIPLOMASI INDONESIA Gastrodiplomacy-Efforts to Strengthen Indonesia’s Diplomacy (Vol. 8, Issue 1).

Pengertian Diplomasi Menurut Para Ahli, Lengkap. (n.d.). Retrieved December 17, 2022.

Setiawan, O. A. (2016). DIKTAT TEORI DAN PRAKTIK DIPLOMASI.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini