Gebrakan Inovasi Sosial Siti Salamah Bermitra dengan Pemulung menuju Indonesia Zero Waste

Gebrakan Inovasi Sosial Siti Salamah Bermitra dengan Pemulung menuju Indonesia Zero Waste
info gambar utama

Sampah merupakan salah satu permasalahan global yang tidak bisa diabaikan begitu saja oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia, termasuk bagi masyarakat Indonesia. Menurut data World Bank Group pada buku laporan What a Waste 2.0: A Global Snapshot of Solid Waste Management to 2050 limbah global akan terus meningkat hingga 70% pada tahun 2050 yang mana setiap negara rata-rata per tahunnya menyumbangkan limbah padat sekitar 2,01 miliar.

Kenaikan jumlah limbah dari tahun ke tahun berbanding lurus dengan pertumbuhan populasi manusia dan berkembangnya kawasan industri. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dibawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022 (penginputan data dari 303 kabupaten/kota di Indonesia) jumlah timbulan sampah mencapai 35,8 juta ton per tahun dengan 40,7% nya adalah limbah sisa makanan dan diurutan kedua berasal dari limbah plastik dengan persentase mencapai 18%. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sumber sampah yang paling banyak berasal dari rumah tangga dengan persentase 38.4% dan di urutan kedua berasal dari pasar tradisional yang mencapai 27,7%.

Berdasarkan data SIPSN pada tahun 2022 juga menunjukkan bahwa sampah Indonesia yang sudah terkelola dengan cukup baik sebesar 62,23%, sedangkan sebanyak 37,37% lainnya belum terkelola dengan baik dan diyakini 20% sampah yang tidak terkelola tersebut dibuang ke perairan pesisir maupun sungai. Meskipun sudah memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun bank sampah, namun hal tersebut tidak begitu saja bisa menghilangkan dampak negatif yang diakibatkan dari menumpuknya sampah-sampah.

Sepatu Kulit Ceker Ayam, Alternatif Kulit Eksotik yang Ramah Lingkungan

Terlebih lagi, apabila suatu negara tidak dapat mengelola limbah-limbah mereka dengan baik justru akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan lokal dan juga mempengaruhi kesehatan masyarakat di sekitar karena menyebarnya berbagai macam penyakit. Sistem pengelolaan sampah secara tradisional yang hanya dikumpulkan - dibuang - kemudian diangkut dan berakhir di TPA harus ditinggalkan karena akan membuat timbulan sampah di TPA semakin menggunung dan membuat sengsara masyarakat disekitar, termasuk para pemulung di area tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya perilaku baru masyarakat dalam mengelola sampah, yakni dengan menerapkan 3R (Reuse, Recycle, Reduce).

Waste Solution Hub: Inovasi Sosial Pengelolaan Sampah

Adanya permasalahan sampah yang tidak kunjung selesai dan sangat kompleks mendorong Siti Salamah, seorang wanita yang tinggal di wilayah Tangerang, menggagas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Waste Solution Hub yang berfokus menciptakan area pengumpulan sampah efektif dan bertanggung jawab melalui pendekatan ekonomi sirkular dan teknologi di kawasan perkotaan, khususnya wilayah Jabodetabek. Waste Solution Hub resmi berdiri sejak akhir tahun 2019 dan pendirian LSM ini juga melibatkan pihak lain yang merupakan rekan se-visi Siti Salamah, yakni Ranitya Nurlita.

Meskipun kedua wanita tersebut memiliki latar belakang yang berbeda, yakni Siti Salamah berpengalaman dalam bidang pemberdayaan masyarakat (terutama pemulung) dan Ranitya Nurlita yang berpengalaman dalam bidang lingkungan, mereka akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi mendirikan Waste Solution Hub. Hasil kolaborasi mereka menjadikan Wastehub sebagai solusi atas permasalahan sampah dan juga masalah kondisi sosial, khususnya di lingkungan para pemulung. Hal ini menjadi value tersendiri bagi LSM Waste Solution Hub dan membedakan dengan LSM lainnya, yang mana belum ada LSM pengelola sampah dengan fokus memberdayakan para pemulung di sekitar TPA.

Tradisi Tortor dan Kultur Orang Batak dalam Melestarikan Lingkungan
Logo Waste Solution Hub | Foto: Website Resmi Wastehub.id
info gambar

Program-program yang ada di Waste Solution Hub merupakan bentuk implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) ke-11, yakni mewujudkan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan dengan cara memberdayakan para pemulung untuk memperbaiki permukiman kumuh dan SDGs ke-12, yakni menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan dengan cara mengelola sampah dan polutan secara benar. Adapun program-program utama dari Waste Solution Hub diantaranya adalah Oceanability, Waste Management Event Service, dan Waste Pickers Empowerment.

  • Oceanability merupakan salah satu program Wastehub yang melibatkan masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses pengelolaan sampah di kawasan wisata atau wilayah kepulauan dan tentunya tetap menerapkan pendekatan ekonomi sirkular yang bekerjasama dengan berbagai pihak.
  • Waste Management Event Service merupakan program penyedia jasa layanan pengelolaan sampah untuk acara-acara yang mengusung tema ramah lingkungan dan juga berkelanjutan, sehingga bisa membuat acara yang #lesswaste atau bahkan #zerowaste.
  • Waste Pickers Empowerment merupakan program pelatihan intensif untuk para pemulung agar mereka memiliki keterampilan dan peluang tambahan.

Program-program yang diadakan oleh Wastehub adalah sebuah pemecahan masalah sampah yang fleksibel, namun bertanggung jawab baik sebelum, selama, maupun sesudah acara diadakan. LSM ini memiliki misi untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dengan melibatkan para stakeholder dan terbukti mereka sudah memiliki puluhan partner untuk melaksanakan program-program, diantaranya adalah Unilever, Skyconnection, Rumah Millenials, The Bridge Green School, Yayasan Anak Bangsa Bisa, Ecodeen, Bambu Pelangi, Nonky Foundation, dan lain sebagainya.

Semilir Ecoprint: Inovasi Fashion Ramah Lingkungan dari Mompreneur Muda Yang Mendunia

Mulai dari pendirian hingga saat ini, Waste Solution Hub telah berhasil mengedukasi lebih dari 23.435 masyarakat atau pengunjung dan lebih dari 171 volunteer telah terlibat dalam program mereka. Adapun jumlah sampah yang telah mereka kelola berjumlah 4.388 kilogram dan telah berhasil memberdayakan lebih dari 1.222 pemulung di wilayah Tangerang Selatan, Banten.

Gebrakan Siti Salamah bersama Tim Waste Solution Hub maupun para mitra dengan berbagai macam programnya untuk mewujudkan pengelolaan sampah dengan pendekatan ekonomi sirkular dan teknologi berhasil menjadikan mereka sebagai finalis Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 kategori kelompok dari ASTRA. Satu Indonesia Awards merupakan bentuk apresiasi dari ASTRA bagi para anak bangsa yang telah berkontribusi dalam mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan pada bidang Kesehatan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, Pendidikan, dan satu Kategori Kelompok.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi :

E-book Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2023,

Kaza, S., Yao, L., Bhada-Tata, P., & Van Woerden, F. (2018). What a waste 2.0: a global snapshot of solid waste management to 2050. World Bank Publications. https://openknowledge.worldbank.org/entities/publication/d3f9d45e-115f-559b-b14f-28552410e90a

Web Official Waste Solution Hub https://wastehub.id/

Web Resmi Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/#

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini