Maya Stolastika Boleng: Petani Milenial dari Mojokerto, Jawa Timur

Maya Stolastika Boleng: Petani Milenial dari Mojokerto, Jawa Timur
info gambar utama

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang menjadikan pertanian sebagai sektor penting dalam perekonomian negara.

Banyak penduduk Indonesia yang bekerja sebagai petani dan tersebar di seluruh penjuru negeri.

Kekayaan alam yang subur, kondisi udara yang cocok, serta persediaan air yang melimpah membuat sektor pertanian bisa berjalan dengan baik di Indonesia.

Terbukti, menurut data Badan Pusat Statistik dalam laman Katadata, pertanian masih menjadi bidang pekerjaan yang paling banyak ditekuni masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan sektor lainnya pada Februari 2022.

Dari 135,61 juta penduduk Indonesia, 29,96 persen atau 40,64 juta orang di antaranya berprofesi sebagai petani.

Meskipun demikian, regenerasi petani di Indonesia sebenarnya tidak berjalan lancar.

Sebagian besar petani yang ada di Indonesia masih didominasi oleh kelompok usia senior.

Dikutip dari Indonesiabaik.id, hanya terdapat 3,95 juta petani saja di Indonesia yang berusia 16-30 tahun pada 2021.

Angka ini hanya 21,9 persen dari total jumlah petani yang ada pada tahun tersebut.

Banyak anak muda yang lebih memilih untuk bekerja sebagai pegawai atau sektor lainnya menjadi salah satu alasan kenapa hal ini bisa terjadi.

Namun, realita ini sepertinya tidak berlaku bagi Maya Stolastika Boleng.

Wanita ini tetap memilih petani organik sebagai jalan hidupnya dan berhasil mengembangkan beberapa titik perkebunan di Mojokerto.

Tidak hanya sekedar menjadi petani, Maya Stolastika Boleng juga turut aktif membantu masyarakat sekitar dalam hal pemahaman pertanian.

Bagaimana kisah sukses Maya Stolastika Boleng menjadi petani milenial di Mojokerto?

Baca juga: Franly Aprilano Oley, Kampung Merabu, dan Hutan Kalimantan

Lulusan Sastra Inggris yang Menjadi Seorang Petani

Menjadi seorang petani sepertinya tidak ada dalam benak Maya Stolastika pada awalnya.

Pendidikan yang ditempuh di jenjang perguruan tinggi juga jauh dari bidang yang ditekuninya di kemudian hari.

Wanita yang lahir di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini menempuh pendidikan tinggi sarjana Sastra Inggris di Universitas Negeri Surabaya.

Perjalanan pertama Maya menjadi seorang petani bermula pada 2008 silam.

Maya yang saat itu masih berstatus mahasiswa bersama empat orang temannya menyewa tanah di Desa Telaket, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Dirinya yang juga dibantu oleh petani sekitar mengolah tanah tersebut menjadi lahan pertanian.

Meskipun demikian, hasil panen yang dia dapatkan dari lahan pertanian tersebut tidak memuaskan.

Pemahaman pertanian Maya semakin bertambah ketika dirinya pindah ke Bali pada 2012.

Di Pulau Dewata tersebut, Maya kembali menyewa tanah seluas 3 ribu meter persegi untuk lahan pertanian sekaligus mendirikan badan usaha yang diberi nama Twelve's Organic.

Maya memilih untuk menjalankan pola pertanian organik di lahan yang dimilikinya tersebut agar tetap bisa menjaga ketahanan tanah, keseimbangan ekosistem, dan kelestarian lingkungan sekitar.

Baca juga: Franly Aprilano, Pahlawan Penjaga Hutan Kalimantan

Twelve's Organic dan Kelompok Tani

Perkebunan di Twelve's Organic
info gambar

Pendirian Twelve's Organic menjadi awal mula kesuksesan Maya menjadi seorang petani milenial.

Tidak hanya fokus pada lahan pertaniannya sendiri, Maya juga memberikan edukasi dan pemahaman akan dunia pertanian kepada petani yang dibimbingnya

Setahun menjalankan Twelve's Organic, dirinya berhasil memasok hasil panen dari lahan pertaniannya untuk dikirim ke supermarket dan hotel.

Selain itu, Maya juga memasarkan hasil panen lewat media sosial agar bisa memutus rantai distribusi yang dianggap tidak adil bagi para petani.

Saat ini Twelve's Organic sudah memiliki beberapa kebun yang tersebar di Dusun Claket dan Dusun Mligi, Pacet, Mojokerto.

Maya juga membimbing puluhan petani yang dibagi dalam dua kelompok tani berdasarkan spesifikasinya, yakni Kelompok Petani Madani yang fokus kepada sayuran dan Kelompok Petani Swadaya yang fokus menanam raspberry dan blueberry, serta membuat pupuk organik.

Baca juga: Gebrakan Inovasi Sosial Siti Salamah Bermitra dengan Pemulung menuju Indonesia Zero Waste

Kaya akan Prestasi

Maya Stolastika menerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019
info gambar

Maya Stolastika berhasil mendapatkan berbagai macam penghargaan berkat ketekunannya dalam menekuni dunia pertanian dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Pada 2016, Maya berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Duta Petani Muda Pilihan Oxfam Indonesia.

Tiga tahun berselang, dirinya kembali mendapatkan sebuah penghargaan sebagai salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 di bidang lingkungan.

Semoga kisah Maya Stolastika Boleng ini bisa menginspirasi anak-anak muda Indonesia agar para petani Indonesia tetap memiliki regenerasi di masa yang akan datang.

#kabarbaiksatuindonesia


Referensi:
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/09/sekitar-40-juta-penduduk-indonesia-bekerja-di-sektor-pertanian-pada-februari-2022
- https://indonesiabaik.id/videografis/peran-penting-petani-milenial-untuk-indonesia
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/infographic/kisah-maya-stolastika-sebarkan-semangat-bertani-organik-untuk-pemuda
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/10/24/kiprah-maya-stolastika-menyebarkan-semangat-bertani-organik-kepada-pemuda

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini