Pemuda dan Kepemimpinan KeIndonesiaan

Pemuda dan Kepemimpinan KeIndonesiaan
info gambar utama

Catatan pemuda menuaikan tinta emas dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pemuda memiliki peran yang sangat signifikan dalam penentuan arah bangsa ini. Keikutsertaan pemuda pada setiap momentum, menggambarkan kalau pemuda memiliki pengaruh yang besar atas setiap gagasan dan gerakannya.

Gagasan awal kebangsaan merupakan tumbuh dari kalangan para pemuda terpelajar. Momen ketika para pemuda yang sekolah di STOVIA membuat sebuah organisasi, yang kini akan sering diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada setiap tanggal 20 Mei.

Para pemuda yang memiliki andil besar pada setiap perubahan itu jelas terlihat. Berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 merupakan prakarsa pemuda, yakni Soetomo, Tjipto Mangunkusomo, Wahidin Soedirohoesodo.

Selang 20 tahun kemudian, di tahun 1928, ada Sumpah Pemuda. Begitu pula menjelang Proklamasi Kemerdekaan, tahun 1945 para pemuda mendorong Soekarno dan Mohammad Hatta (golongan tua) untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Atas dorongan dari Wikana, Chareul Saleh, dan Sukarni (Golongan pemuda), maka terjadilah insiden penculikan kedua tokoh proklamator Indonesia yang dibawa ke Rengasdengklok. Ketika Indonesia dilanda krisis tahun 1966, lahirlah sebuah aksi bernama Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), sebagai salah satu penyebab turunnya Soekarno dari tampuk kekuasaan, itu dilakukan oleh pemuda.

Warisan Perang Pasifik, Eksistensi Situs Lapangan Udara Kendari II

Kepekaan terhadap kondisi bangsa merupakan bagian dari identitas pemuda yang tidak bisa dipisahkan. Saat Indonesia mengalami krisis, pemuda turut serta dalam melakukan perubahan. Gerakan pemuda yang terjadi pada tahun 1998 merupakan babak baru bagi bangsa Indonesia atas masuknya era yang disebut reformasi. Semua perubahan tersebut terjadi atas gerakan dari para pemuda.

Pemudan dan Pendidikan

Pembangunan sumber daya manusia tidak akan bisa terwujud tanpa keterlibatan pendidikan, merupakan senjata utama dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul. Dalam sejarah bangsa Indonesia, masyarakat mulai mengenal pendidikan, meskipun hanya sebatas masyarakat bangsawan.

Berkat pendidikan, segera lahir beragam organisasi pergerakan, perlawanan terhadap kolonialisme tidak lagi berpusat dengan angkat senjata, tapi mulai dengan cara diplomasi. Pengenalan Pendidikan ala Eropa dikenal oleh bangsa Indonesia sejak lahirnya kebijakan dari politik etis (politik balas budi) yang diberlakukan di Hindia Belanda.

Kebijakan politik etis, yaitu lahirnya tiga kebijakan di antaranya; Edukasi, Irigasi dan Imigrasi.

Kebijakan edukasi merupakan kebijakan yang mampu mengubah sudut pandang dan lahirnya kaum pemuda terpelajar, yang suatu saat banyak melakukan gerakan perubahan untuk Indonesia.

Kebijakan edukasi berawal untuk menciptakan pekerja pribumi pada administrasi-administrasi pemerintahan, ternyata kebijakan itu seolah menjadi bumerang untuk Belanda. Di sinilah letak pentingnya pendidikan untuk pintu masuk kesadaran cinta tanah air dan kesadaran menjadi bangsa merdeka.

Tokoh-tokoh intelektual muda selaku pembaharu untuk kemajuan Indonesia, misalnya Moh. Hatta, Ir. Soekarno, Sjahrir, Suwardi Suryadiningrta (Ki Hajar Dewantara), dan masih banyak tokoh lainnya yang merupakan kaum terpelajar.

Tantangan yang dihadapi saat ini bukan lagi soal kolonialisme masa lalu, tapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan yang dihadapi oleh pemuda saat ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarah pada Revolusi Industri 4.0 dan Artficial intellegencia merupakan tantangan yang dihadapi oleh pemuda.

Kepemimpinan dan Keindonesiaan

Ketercapaian atas segala tujuan dari negara Indonesia merdeka perlu kerja keras dari semua lapisan termasuk pemuda, kalangan muda harus bisa memberikan masukan yang memberikan dampak. Pemuda salah satu elemen yang selalu diharapkan dalam perwujudan Indonesia yang adil dan sejahtera.

Maka, pemuda tak bisa hanya berpangku pada keadaaan tapi harus ada di posisi terdepan dengan kekuatan idealismenya. Kekuatan yang dimiliki pemuda itulah yang jadi harapan masyarakat Indonesa.

Menjadi seorang pemimpin yang baik merupakan hasil dari pendidikan yang dilalui, tidak bisa dengan simsalabim abra kadabra. Untuk memahami masalah perlu suatu pembelajaran supaya terwujudnya pencapaian pada solusi dari setiap masalah yang ada. Untuk menjadi petarung yang hebat merupakan bentukan dari medan dan pengetahuan yang luas.

Mojosuro (Mojokerto-Suroboyo), Kisah Gerak Jalan Bersejarah Dari Jawa Timur

Mewujudkan kepemimpinan pemuda yang terlibat pada setiap perubahan dan kebijakan yang sehat merupakan hasil daripada analisis yang tajam. Pemuda terpelajar harus ikut serta menjadi bagian atas segala keputusan yang diambil, dengan analisis yang tajam membawa kebijakan yang tidak merugikan secara sosial atau finansial.

Memahami Keindonesiaan

Indonesia merupakan bentukan dari sejarah yang panjang, keanekaragaman hayati, flora dan fauna merupakan wujud akan kekayaan Indonesia. Keberagaman Indonesia juga terletak pada keberagaman manusia, beragam suku dan budaya Indonesia yang tidak ada pada negara lain.

Kehidupan sosial yang amat kaya tersebut terlihat dari banyaknya bahasa, agama dan budaya. Keberagaman ini kalau tidak dilihat sebagai kekakayaan yang amat besar akan menjadi bahaya, karena keberagaman sosial akan memudahkan terbenturnya konflik sosial.

Jadikan keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia sebagai kekuatan yang sangat mahal, bangun sebuah paradigma yang menguntungkan segala pihak bukan merugikan masyarakat. Pembangunan paradigma yang tepat juga akan memberikan dampak kesadaran bahwa Indonesia sangat beragam dengan segala kekayaan kebudayaaannya.

Kebudayaan Indonesia dengan sejuta mahakarya selalu membuat dunia luar terkagum dengan Indonesia. Dengan segala kesempatan ini, mari kita pahami Indonesia secara utuh.

Pemuda dan Pembangunan Paradigma

Sebagai aktor pembaharu, pemuda harus ikut serta dalam memperbarui negara, supaya Indonesia tidak terlampau jauh tertinggal. Indonesia memiliki harapan pada peringatan satu abad Indonesia, dengan surplusnya pemuda produktif yang dimiliki negara kita. Namun, kalau paradigma feodalisme masih tetap bertahan dimungkinkan perwujudan pada peringatan satu abad Indonesia merdeka akan sulit terwujud.

Pemuda harus mampu membangun dari ranah paradigma masyarakat Indonesia yaitu paradigma pentingnya Ilmu pengetahuan, pentingnya peningkatan kreatifitas dan pemahaman demokrasi yang baik dan sehat. Berbicara soal kepemimpinan dalam demokrasi harus bisa terwujud pemimpin yang cerdas dan amanah.

Pulau Penyengat : Sinergitas Budaya Intangible dan Arsitektur Bangunan Melayu

Demokrasi kita yang amat mahal, misalnya untuk ikut serta dalam pesta demokrasi pemilihan Bupati harus memiliki anggaran minimal 20 Milyar, menjadi anggota DPRD tingkat kabupaten harus punya anggaran minimal 250 Juta. Sehingga kekuatan gagasan dan ide yang cemerlang tidak akan mempengaruhi kalau anggaran politik minus. Pemuda harus bisa merubah paradigma tersebut karena kalau dirawat akan membahayakan demokrasi.

Selain itu Pemuda harus mulai intens dalam menghilangkan pengkultusan terhadap seseorang, pengkultusan akan melahirkan demokrasi yang sakit. Seandainya dirawat pengkultusan tersebut akan berbahaya bagi demokrasi, karena standar kebenaran dilihat dari siapa yang berbicara bukan pada isi pembicaraan tersebut. Paradigma demokrasi yaitu paradigma akal sehat, terpampangnya ide dan gagasan bukan pengkultusan pada seseorang.

Pemuda harus bisa membangun paradigma yang sehat untuk demokrasi, sebagai langkah membangun kepemimpinan Indonesia yang paham akan keindonesiaan dan konsep kemajuan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SE
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini