Sektor ILMATE Tumbuh Double Digit, Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sektor ILMATE Tumbuh Double Digit, Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional
info gambar utama

Kinerja industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) masih mencatatkan prestasi yang membanggakan dengan pertumbuhan sebesar 10,00 persen (tahun ke tahun) pada kuartal III tahun 2023. Capaian ini membawa total nilai sektor tersebut mencapai Rp159,41 trilliun.

Menariknya, meskipun menghadapi ketidakstabilan ekonomi global, sektor ILMATE terus menunjukkan vitalitasnya, bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,94 persen pada periode yang sama.

Logam Tanah Jarang, Harta Karun yang Bisa Wujudkan Indonesia Sebagai Raja Baterai

Tumbuh double digit

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengungkapkan bahwa pertumbuhan sektor ILMATE yang mencapai double digit telah terjadi sejak kuartal III-2022.

Bahkan, pertumbuhan ILMATE telah melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal I-2021. Fakta ini menandakan bahwa sektor ILMATE memiliki peran yang signifikan dalam mendukung kinerja industri manufaktur dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Hingga mendekati akhir tahun, aktivitas industri manufaktur Indonesia masih berada dalam fase ekspansi. Hal ini tercermin dari posisi Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) yang tetap berada di atas level 50,00, menandakan adanya ekspansi pada bulan Oktober 2023.

Menurut Taufiek, subsektor ILMATE memainkan peran kunci dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2023. Subsektor ini mencakup industri logam dasar, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, industri permesinan, serta industri alat angkutan, yang semuanya menunjukkan kinerja yang positif.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pencapaian positif tersebut merupakan indikasi bahwa kebijakan yang telah diterapkan, termasuk green mobility, hilirisasi, dan smart supply-demand, telah berjalan sesuai dengan rencana yang benar.

Mengenal Timah, Logam yang Sebentar Lagi Disetop Ekspornya oleh Indonesia

Hingga mendekati akhir tahun, terlihat bahwa kegiatan industri manufaktur di Indonesia masih terus mengalami ekspansi. Hal ini tercermin dari posisi Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) yang konsisten berada di atas level 50,00, menunjukkan tanda-tanda ekspansi pada bulan Oktober 2023.

Menurut Taufiek, subsektor ILMATE memiliki peran sentral dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2023. Subsektor ini mencakup industri logam dasar, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, industri permesinan, serta industri alat angkutan, dan semuanya menunjukkan kinerja yang positif.

“Sektor-sektor ini yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, baik forward maupun backward linkage,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis.

Taufiek menjelaskan bahwa kenaikan permintaan baja dalam negeri, terutama untuk mendukung pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pengembangan kendaraan listrik domestik, telah menjadi pendorong utama pertumbuhan industri logam dasar sebesar 10,86 persen (y-o-y).

“Selain itu, peningkatan permintaan ekspor untuk produk logam dasar nickel matte dan ferronickel, juga menjadi salah satu penyebab tumbuhnya industri logam dasar,” ungkapnya. Terlebih lagi program hilirisasi menjadi pemicu pertumbuhan PDRB per kapita provinsi untuk wilayah penghasil nikel seperti Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang telah terbukti mengalami pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata nasional sejak tahun 2018.

Ekspor Biskuit RI Naik 12% Meski Bukan Penghasil Gandum

Surplus neraca perdagangan

Melihat data ekspor-impor, terlihat bahwa nilai ekspor dari sektor industri logam dasar pada kuartal III-2023 mencapai USD10,50 miliar, mengalami peningkatan sebesar 1,72 persen (tahun ke tahun). Sementara itu, nilai impornya mencapai sekitar USD4,89 miliar.

Dampak dari situasi ini adalah terbentuknya surplus neraca perdagangan sektor tersebut hingga mencapai USD5,61 miliar. Pertumbuhan positif di sektor ini sejalan dengan perbaikan kebijakan di Kemenperin terkait mekanisme smart supply-demand baja nasional.

Selanjutnya, industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan sebesar 13,68 persen (tahun ke tahun). Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan permintaan dari sektor konstruksi, yang berkontribusi pada peningkatan produksi barang logam di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.

RI Setop Ekspor Gas Bumi Mulai 2036, Seluruhnya untuk Domestik

“Bagi kami, ini sebuah prestasi, di mana industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik pada periode tahun 2017 sampai 2020 tumbuhnya tidak lebih dari 4,5 persen setiap kuartalnya dan cenderung negatif, kini bisa mencapai 13,68 persen,” imbuhnya.

Di sisi lain, sektor industri alat angkutan mencatat pertumbuhan sebesar 7,31 persen (tahun ke tahun) pada kuartal III-2023. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan baik dari pasar domestik maupun internasional terhadap industri otomotif, terutama peningkatan produksi sepeda motor.

Selanjutnya, industri permesinan juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,86 persen (tahun ke tahun) pada kuartal III-2023, yang menandai pemulihan dari kontraksi sebesar 0,02 persen pada periode sebelumnya. Penguatan kinerja industri permesinan ini didorong oleh peningkatan produksi alat berat, terutama jenis hydraulic excavator, di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Belum Komersial, Gas Blok Masela Sudah Banjir Permintaan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini