Bank Dunia Prediksi Tahun Depan Ekonomi RI Tumbuh 4,9 persen, Inflasi Turun

Bank Dunia Prediksi Tahun Depan Ekonomi RI Tumbuh 4,9 persen, Inflasi Turun
info gambar utama

Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia menjadi 4,9 persen selama periode 2024—2026, merosot dari 5 persen pada tahun ini. Penurunan itu diakibatkan pelemahan lonjakan harga komoditas. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tetap kuat, tren inflasi menurun, dan nilai mata uang stabil.

Bank Dunia menguraikan semua prediksinya dalam laporan Prospek Ekonomi Indonesia berjudul “Climate Action for Development” yang diterbitkan pada 13 Desember 2023. Dalam laporan itu tertulis, Bank Dunia memperkirakan rata-rata inflasi di Indonesia pada 2024 bakal turun menjadi 3,2 persen dari 3,7 persen tahun ini. Angka itu masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Penurunan inflasi disebut mencerminkan melemahnya harga komoditas dan tingkat pertumbuhan permintaan domestik kembali ke tingkat normal setelah pemulihan pasca-pandemi. Pada saat yang sama, pola cuaca El-Niňo mengakibatkan tekanan kenaikan harga pangan yang dapat mengganggu produksi pangan di beberapa tempat.

Indonesia Raih Peringkat Tujuh PDB Terbesar di Dunia

Sebagai bagian dari PDB, pendapatan pemerintah diprediksi meningkat dipicu dampak reformasi perpajakan, sedangkan belanja pemerintah akan kembali ke tingkat prapandemi.

Kemudian, konsumsi swasta diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada 2024. Investasi bisnis maupun belanja publik juga mengalami peningkatan akibat reformasi dan proyek-proyek baru pemerintah

“Ekspor jasa diperkirakan mendapat manfaat dari pemulihan yang berkelanjutan di sektor pariwisata, sementara harga komoditas yang lebih rendah dan pertumbuhan global yang melemah akan menghambat ekspor barang,” tulis Bank Dunia dalam siaran pers, Rabu (13/12/2023).

Meskipun perekonomian Indonesia saat ini lebih besar daripada sebelumnya, namun masih belum pulih sepenuhnya ke trajektori pada masa sebelum pandemi. Hal tersebut mencerminkan scarring effects dari pandemi, termasuk pada pasar tenaga kerja dan pertumbuhan produktivitas.

Bank Dunia Janji Beri RI Cuan Rp465 Miliar untuk Pariwisata

Prospek ekonomi secara keseluruhan menghadapi berbagai risiko negatif, terutama yang berasal dari luar Indonesia, misalnya: suku bunga lebih tinggi untuk periode yang lebih panjang di negara-negara besar dapat membebani permintaan global, meningkatkan biaya pinjaman, dan mempersulit peminjaman di pasar dunia. Ketidakpastian geopolitik global juga dapat mengganggu rantai nilai pasokan.

“Indonesia memiliki rekam jejak dalam mengatasi guncangan dan menjaga stabilitas ekonomi,” kata Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste.

Menurut Satu, Indonesia mesti memanfaatkan fundamental ekonomi yang sudah kuat demi mencapai pertumbuhan ekonomi lebih cepat, hijau, dan inklusif. Untuk dapat mewujudkan itu, reformasi sangat penting guna menghilangkan berbagai hambatan yang membatasi pertumbuhan efisiensi, daya saing, dan produktivitas.

“Hal ini akan memungkinkan Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik, serta mencapai visinya menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045,” tandas Satu.

Terima Dana Rp39 Triliun, RI Jadi Mitra Kesehatan Terbesar Bank Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini