Kisah Janda Jelita yang Pikat Meneer Belanda Kaya Raya dari Linggarjati

Kisah Janda Jelita yang Pikat Meneer Belanda Kaya Raya dari Linggarjati
info gambar utama

Gedung Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat merupakan saksi sejarah dari perjanjian antara Indonesia dan Belanda. Tetapi ada kisah percintaan antara seorang janda dengan pengusaha kaya raya Belanda bernama Tuan Tersana.

Dinukil dari Detik, janda bernama Jatisem ini menetap di sebuah desa kecil nan sejuk di kaki Gunung Ciremai pada dekade 1910-an. Ketika itu, dirinya menetap di dalam gubuk yang sangat sederhana.

Kisah Hidup Keluarga Bartels, Penemu Elang Jawa dari Sukabumi

Pada 1918, nasib Jatisem berubah 180 derajat setelah seorang berkebangsaan Belanda datang menemuinya. Perjumpaan ini juga berperan penting dalam cikal bakal proses berdirinya Gedung Linggarjati.

“Dalam tahun 1918 di tempat ini berdiri rumah gudang milik ibu Jatisem, dia seorang diri tidak mempunyai keturunan. Datang seorang Belanda dari Tersana,” tulis Solichin Salam dalam bukunya Arti Linggarjati Dalam Sejarah.

Sosok yang cantik

Pada harian Dharmasena Edisi Januari 1989 mengungkapkan pria asal Belanda itu begitu terpesona dengan sosok Jatisem. Tetapi tidak ada dokumentasi mengenai sosok Jatisem yang ditemukan.

Staf Juru Pelihara Gedung Linggarjati, Toto Rudianto menduga Jatisem tergolong kaum ningrat dan punya koneksi dengan para pamong desa. Namun hal tersebut masih sebatas asumsi saja.

“Beliau bisa di sini karena katanya dahulu ditempatkan oleh pamong desa sini. Kalau dulu banyak tokoh-tokoh. Ada kemungkinan beliau dari kalangan ningrat. Mungkin juga ada kenalan di sini. Kita tidak tahu pasti. Suatu hari ketika mungkin beliau punya orang kenalan di sini,” jelas Toto.

Ketika Bus Pantura Cirebon-Jakarta Jadi Primadona pada Era Hindia Belanda

Kendati masih misteri, Toto meyakini rupa Jatisem pada saat itu sangatlah cantik sehingga membuat Tersana jatuh hati. Bahkan walau awalnya dijadikan gundik, Tersana kemudian menikahi Jatisem pada 1921.

“Karena tidak punya keturunan, jadi cerita tentang silsilah keluarganya buntu. Ada kemungkinan paras dari ibu Jatisem ini cantik dan menawan. Perempuan yang cantik, ayu. Sehingga membuat seorang pengusaha Belanda tertarik untuk menikahinya,” tuturnya.

Sosok Tersana

Selain Jatisem, sosok Tuan Tersana juga masih menyimpan misteri. Tetapi adanya Pabrik Gula Tersana membuat sosoknya diduga adalah pekerja di pabrik tersebut. Tetapi ada juga yang menyebut sosok ini sebagai pejabat berpengaruh di Pabrik Tersana.

Dikatakan oleh Toto, indikasi ini merujuk pada penyematan atau penyebutan yang diberikan masyarakat setempat kepada orang Belanda itu. Sedangkan nama asli pengusaha kaya raya asal negeri Kincir Angin yaitu Marghen atau Margen.

Membingkai Budidaya dan Geliat Ekspor Kopi Robusta di Karesidenan Palembang Masa Kolonial

“Ibu Jatisem menikah dengan orang Belanda. Tuan Margen, yang oleh masyarakat sini disebut Tuan Tersana. Karena beliau pemilik Pabrik Tersana Baru di Cirebon sana. Sosok Tuan Margen ini disebut sangat kaya, karena beliau pengusaha gula,” ungkapnya.

Setelah menikah, gubuk mungil milik Jatisem akhirnya diubah menjadi bangunan semi permanen. Fungsi dari bangunan tersebut dipakai untuk tempat beristirahat hingga pasangan ini pindah ke Belanda.

Toto menyampaikan pada 1930, bangunan itu akhirnya dijual kepada pengusaha bernama JJ Van Os. Lalu Tuan dan Nyonya Tersana memilih pergi ke Belanda sekaligus menetap di sana hingga meninggal dunia.

“Ibu Jatisem dinikahi oleh Tuan Tersana. Tapi itu juga kawin siri, kalau dulu namanya digundik. Sekitar 1930-an beliau dibawa ke Belanda. Jatisem juga wafat di sana,” tuturnya.’

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini