Berwisata ke Pura Tirta Empul, Tempat Mata Air Paling Suci di Bali

Berwisata ke Pura Tirta Empul, Tempat Mata Air Paling Suci di Bali
info gambar utama

Menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali biasanya beramai-ramai mendatangi Pura Tirta Empul untuk melakukan upacara penyucian diri atau melukat. Tempat ibadat itu memiliki banyak mata air yang dipercaya dapat membasuh dosa.

Pura Air Suci Tirta Empul terletak di Desa Manukaya, Kabupaten Gianyar, Bali, sekitar 14 kilometer dari timur laut Ubud. Kahyangan ini berdiri di bawah Istana Kepresidenan Tampaksiring yang dibangun Soekarno pada 1957.

Umat Hindu Bali menganggap Pura Tirta Empul sebagai tempat pemandian yang suci. Maka dari itu, semua pengunjung wajib menghormati kepercayaan tersebut. Sebelum masuk, setiap tamu harus mengenakan kain khusus yang tersedia di pintu masuk kuil. Perempuan yang sedang datang bulan, dilarang menginjakkan kaki ke pura ini.

Mengenal Tradisi Melukat, Ritual Penyucian Diri Khas Masyarakat Bali

Legenda Pura Tirta Empul

Pemerintah Bali memperkirakan Pura Tirta Empul dibangun pada 962 M saat masa pemerintahan Phratry Raja Chandra Bhayasingha Warmadewa. Bangunan ini didedikasikan untuk Wisnu, sang Dewa Air.

Menurut naskah Usana Bali, penciptaan Pura Tirta Empul dikaitkan dengan mitos pertempuran raja yang kuat tapi jahat bernama Mayadenawa melawan Dewa Bhatara Indra. Sang raja tidak percaya Tuhan dan melarang rakyatnya menyembah Tuhan.

Dia memiliki kekuatan spiritual yang sangat berbahaya. Akan tetapi, akibat terlalu maruk kekuasaan, Mayadenawa menggunakan kekuatannya secara sembarangan sebagai ilmu hitam. Kekacauan pun terjadi. Seorang pendeta bernama Sang Kulputih berdoa kepada Bhatara Indra untuk mengakhiri perbuatan raja.

Lalu, Indra bersama prajuritnya datang dan menyerang Mayadenawa untuk menurunkannya dari takhta raja. Mayadenawa dan pasukannya lari ke utara sebuah desa yang sekarang dikenal sebagai Tampak Siring.

Singkat cerita, ketika pasukan Bhatara Indra tertidur lelap pada malam hari, Mayadenawa menyelinap ke kamp mereka dan menciptakan mata air yang indah, namun beracun. Ketika merayap ke dalam kamp, ia berjalan di sisi kakinya agar tidak meninggalkan jejak kaki. Kisah ini diyakini masyarakat sebagai asal nama desa Tampak Siring yang berarti 'jejak kaki miring'.

Indra terbangun pada pagi hari dan mendapati anak buahnya mati keracunan. Dengan tongkat saktinya, Indra menembus tanah untuk menciptakan mata air penyembuhan yang suci. Air itu disemprotkan kepada tubuh tentara yang mati, mereka pun hidup kembali. Sumber air inilah yang dikenal sebagai Tirta Empul dan diyakini masyarakat memiliki khasiat penyembuhan dan sumber kehidupan.

Upacara Melasti, Tradisi Penyucian Diri Menjelang Hari Raya Nyepi

Ada apa di dalam Pura Tirta Empul?

Pura Tirta Empul dihuni berbagai kuil yang dipersembahkan untuk Siwa, Wisnu, Brahma, Indra, dan Gunung Batur. Tempat ini dianggap sebagai satu dari lima pura paling suci di seluruh Bali.

Air Tirta Empul mengalir ke Sungai Pakerisan. Di sekitar aliran air, terdapat beberapa peninggalan purbakala. Pura ini terbagi menjadi tiga bagian: Jaba Pura (halaman depan), Jaba Tengah (tengah), dan Jaba Pura (dalam). Di Jaba Tengah, terdapat dua kolam persegi panjang. Kolam tersebut mempunyai 30 pancuran yang berjejer dari Timur ke Barat menghadap Selatan. Masing-masing pancuran mempunyai nama tersendiri, di antaranya: Pancuran Pergelukatan, Pebersihan, Sudamala, dan Cetik atau beracun.

Halaman depan didominasi mata air besar yang mengalir ke kolam pemurnian. Mata air dipenuhi ganggang hijau dan ikan kecil yang berenang di antara alang-alang. Di belakang mata air, terdapat kuil-kuil Hindu berkuruan besar.

Merawat Pura Besakih, Menjaga Tempat Suci yang Bersejarah

Tips menuju lokasi

Untuk melakukan penyucian diri di Pura Tirta Empul, pengunjung wajib membeli tiket masuk seharga Rp15 ribu untuk orang dewasa dan Rp7.500 bagi anak-anak.

Kompleks pura ini cukup besar. Pengunjung membutuhkan waktu kira-kira 30 menit sampai satu jam untuk menjelejahi seluruh sudut situs. Jika seseorang tinggal di pusat kota Ubud, ia hanya butuh waktu 30 menit perjalanan untuk sampai di Pura Tirta Empul. Namun, jika berangkat dari Bandara Ngurah Rai, ia harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit.

Mengutip Indonesia Travel, berikut beberapa pilihan moda transportasi yang bisa Kawan gunakan untuk mengunjungi Pura Tirta Empul.

1. Sewa Skuter

Menyewa skuter beserta helmnya menjadi pilihan pertama jika Kawan GNFI ingin ke Pura Tirta Empul. Banyak sekali masyarakat yang menyewakan skuter di sekitar pulau. Harganya cukup terjangkau, yaitu Rp50 ribu sampai Rp70 ribu saja.

2. Sewa Mobil

Selain skuter, Kawan juga bisa menyewa mobil. Sangat mudah menemukan jasa rental mobil di perjalanan menuju pura. Kawan bisa menyewa mobil lengkap dengan sopir atau menyetir sendiri, kisaran harganya mulai dari Rp215 ribu s.d. Rp5 juta tergantung merek mobil.

3. Tur

Jika Kawan ingin menikmati liburan yang berbeda, tidak ada salahnya bergabung dengan agen perjalanan. Mereka biasanya menyediakan beragam paket tur yang dapat Kawan pilih untuk menikmati liburan di Bali, salah tujuannya Pura Tirta Empul.

Keunikan Pura Goa Gajah dan Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Bali Kuno

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini