Keraton Yogyakarta, Pilihan Tepat Wisata untuk Melihat Budaya Jawa

Keraton Yogyakarta, Pilihan Tepat Wisata untuk Melihat Budaya Jawa
info gambar utama

Jogja merupakan daerah dengan kebudayaan yang masih terjaga. Hal itu tidak dapat terlepas dari eksistensi Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat pemerintahan di daerah tersebut. Perjalanan di Jogja tidak akan lengkap tanpa mengunjungi tempat bersejarah tersebut dengan lingkungan dan pakem-pakemnya yang masih dipatuhi dan dijaga.

Keraton Yogyakarta terletak tidak jauh dari kawasan Malioboro yang menjadi pusat destinasi wisata Jogja. Perjalanan ke keraton hanya membutuhkan 3—5 menit perjalanan menggunakan transportasi becak motor yang terdapat disekitar jalan Malioboro. Tarif yang dipatok oleh becak adalah sekitar Rp10 ribu—Rp15 ribu sekali jalan.

Untuk masuk kedalam Keraton Yogyakarta, para pengunjung diwajibkan untuk membeli tiket. Tiket dapat berupa tiket untuk perorangan dan juga tiket untuk rombongan atau grup. Tiket bisa dibeli seharga Rp8 ribu bagi pengunjung lokal, dan Rp15 ribu bagi wisatawan asing dari mancanegara. Para pengunjung dapat membeli tiket di loket yang terletak sebelum masuk ke gerbang yang mengarah ke area kedhaton.

Mulai dari gerbang masuk, para pengunjung keraton akan didampingi oleh abdi dalem yang sedang bertugas. Para abdi dalem akan menjelaskan kepada pengunjung keraton tentang setiap sisi bagian keraton, sejarah, juga barang-barang peninggalan yang terdapat di keraton.

Jasa Sultan HB IX Berikan Ruang Keraton Demi Berjalannya Perkuliahan UGM

Di perjalanan awal, kami disambut oleh balai sri manganti yang luas yang sering digunakan untuk berkumpul dan melakukan pertunjukkan. Pada saat kedatangan kami, kami mendapati gamelan-gamelan yang biasa digunakan masih dalam perbaikan dan pengecatan ulang. Gamelan-gamelan ini di cat dengan warna coklat, merah, dan kuning keemasan.

Balai kedhaton tempat dilakukannya pertunjukan dan penyimpanan gamelan
info gambar

Perjalanan dilanjutkan dengan memasuki gerbang, di mana didepannya terdapat 2 patung drawakala. Dwarapala biasanya digambarkan sebagai makhluk yang menyeramkan. Di Pulau Jawa dan Bali, arca dwarapala biasanya berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Dua patung penjaga melambangkan kebaikan dan keburukan.

Perjalanan dilanjutkan dengan kami yang mulai memasuki area kedhaton. Hal pertama yang menarik perhatian adalah balai kencana. Menurut keterangan abdi dalem, balai kencana digunakan untuk menyambut tamu-tamu baik dari luar maupun dalam negeri. balai kencana juga digunakan untuk menyelenggarakan upacara pernikahan putra-putri raja secara mewah dan megah.

Jemparingan, Olahraga Panahan Khas Keraton Yogyakarta
Balai kencana tempat menyambut tamu dan melangsungkan acara pernikahan serta acara-acara besar lainnya
info gambar

Tidak jauh dari bangsal kencana, kami mendapati gedhong kuning atau gedhong jene. Gedhong/ bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal raja. Bangunan tersebut berada di sisi kiri balai kencana dan berukuran besar.

Hal indah yang juga menarik perhatian disana adalah bangsal mandalasana. Bangsal mandalasana merupakan bangsal yang tidak berukuran besar. Bangsal tersebut terbilang kecil, tetapi indah. Bangsal didominasi warna hijau dengan beberapa warna merah muda asebagai ornamennya. Bangsal tersebu digunakan untuk tempat pertunjukkan musik.

Banyak kompleks dan bangunan yang kami bisa lihat di keraton Yogyakarta, salah satunya adalah kompleks kesatriyan. Kompleks ini dahulunya dihuni oleh para putra raja sebelum mereka menikah. Di depan kompleks kesatriyan terdapat bedug dan juga kentongan.

Kedua barang ini telah berumur ratusan tahun. Bedug digunakan sebagai pengingat untuk sholat, sedangkan kentongan akan dibunyikan sebagai tanda bahaya. Pada saat ini, kompleks kesatriyan tidak dihuni dan dialih fungsikan sebagai tempat penyimpanan lukisan dan seni-seni yang lain.

Selain kompleks kesatriyan, juga terdapat kompleks keputren. Kompleks ini merupakan tempat tinggal putri-putri raja. Kompleks keputren terletak tepat didepan kompleks kesatriyan.

Tari Bedhaya Ketawang di Keraton Kasunanan Surakarta, Berpadunya Aroma Mistis dan Romantis
Halaman di sekitar kompleks
info gambar

Di sekeliling kompleks ini dapat kita temukan banyak pohon sawo kecik. Sawon ini berbeda dengan buah sawo yang sering kita temui. Sawo kecik berukuran lebih kecil daripada sawo pada umumnya. Sawo kecik merupakan jenis tumbuhan yang sudah langka, hal tersebut disampaikan oleh pemandu ketika kami memasuki halaman ini. Dengan adanya banyak pepohonan, kompleks terasa lebih sejuk dan rindang.

Dengan banyaknya hal yang menarik yang dapat kita temui di keraton, maka keraton Yogyakarta merupakan pilihan yang tepat untuk menambah pengetahuan dan sejenak melepas penat dari pekerjaan, sekolah, maupun rutinitas sehari-hari.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Dwarapala

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

NN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini