Musik Kredit Avatar: The Legend of Aang Rupanya Terinspirasi dari Tari Asal Indonesia!

Musik Kredit Avatar: The Legend of Aang Rupanya Terinspirasi dari Tari Asal Indonesia!
info gambar utama

Kawan GNFI penggemar serial animasi Avatar: The Legend of Aang (ATLA) sekiranya akan akrab dengan referensi budaya dari berbagai belahan dunia yang menjadi inspirasi dalam serial ini. Sebut saja Cina, Jepang, Inuit, dan Tibet. Kebudayaan tersebut menjadi rujukan bagi desain masing-masing negara di dunia Avatar, yaitu Kerajaan Bumi, Negara Api, Suku Air, dan Pengembara Udara.

Namun, tahukah Kawan jika Indonesia dengan segudang budayanya juga tidak ketinggalan menjadi inspirasi dalam animasi produksi Nickleodeon ini? Unsur budaya Indonesia tepatnya ada pada musik kredit penutup episode yang ikonik bagi para penonton.

Tari Kecak jadi Inspirasi Musik Kredit Avatar

Hal ini diakui oleh komposer serial ATLA, Jeremy Zuckerman dalam video di kanal YouTube resmi Avatar: The Last Airbender. Dalam video tersebut, Zuckerman menjelaskan proses membuat musik untuk serial yang rilis pada tahun 2005—2008.

Mengenal Sosok Character AI, Avatar Kawan di Dunia Virtual

Ia menyebutkan jika musik pada kredit penutup ATLA sangat terinspirasi oleh tari kecak dari Pulau Bali yang identik dengan suara rancak 'Cak,Cak,Cak' dari mulut para penari.

Zuckerman dan timnya kemudian menumpuk suara tari kecak dengan suara lain dan membuat berbagai penyesuaian hingga menghasilkan musik yang selalu diputar pada setiap akhir episode. Melihat adanya pengaruh tari kecak dalam musik kredit ATLA, tidak heran jika musik tersebut memberikan kesan berapi-api pada pendengarnya.

Zuckerman juga menggali inspirasi dari berbagai musik tradisional di dunia seperti instrumen petik guzheng dan pipa dari Cina hingga 'seruling' bernama duduk dari Armenia. Kreativitas mengantarkan Zuckerman pada penghargaan Emmy Award dan ia kembali menjadi komposer dalam serial sekuel ATLA yang berjudul Avatar: The Legend of Korra.

Sejarah Penciptaan & Perkembangan Tari Kecak

Hal menarik lainnya, Zuckerman menyebut tari kecak sebagai monkey chant atau nyanyian monyet. Istilah tersebut atau monkey dance memang populer bagi wisatawan mancanegara untuk merujuk pada tari kecak karena keberadaan Hanoman, karakter monyet berbulu putih pada epos Ramayana, dalam pertunjukan kecak.

Ruy Iskandar, Aktor Indonesia yang Tampil di Avatar: The Last Airbender

Kata kecak sendiri berasal dari suara 'Cak' yang dihasilkan oleh penari tanpa bantuan instrumen musik seperti gamelan. Penari kecak terdiri dari 50—60 laki-laki yang bertelanjang dada dan mengenakan kain bermotif poleng yang berbentuk seperti papan catur untuk tubuh bagian bawah.

Mereka membuat gerakan dan suara yang kompak dan monoton dalam posisi melingkar. Koor suara yang dihasilkanlah yang membangun suasana pertunjukan dari sakral hingga menegangkan.

Pertunjukan kemudian dilengkapi dengan penari karakter dari kisah Ramayana seperti Rama, Shinta, Jatayu, Rahwana, dan Hanoman yang kehadiranya paling ditunggu-tunggu oleh para penonton.

Perkembangan tari kecak menjadi salah satu pertunjukan paling populer di Pulau Bali berasal dari kontribusi Walter Spies, seorang seniman asal Jerman yang menetap di Ubud pada masa kolonial Belanda.

Ia diminta oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati, Raja Ubud yang aktif dalam mempromosikan kesenian dan pariwisata Bali pada dunia, untuk mengangkat pertunjukan budaya yang sesuai bagi wisatawan mancanegara.

Spies bersama dengan seniman Wayan Limbak kemudian memasukan lakon (kisah) Ramayana dalam tari kecak agar pertunjukan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Wayan bersama dengan grupnya kemudian mempolerkan tari kecak melalui pentas di berbagai negara.

Mempelajari Women Support Women dari Karakter Katara, Avatar: The Legend Of Aang

Bentuk tari kecak yang digagas Spies dan Limbak-lah yang kini banyak ditampilkan di Pulau Bali. Menonton tari kecak, khususnya di Pura Uluwatu yang menyajikan pertunjukan dengan latar laut pada waktu senja, menjadi salah satu daftar kegiatan wajib bagi wisatawan lokal dan mancanegara ketika berkunjung ke Pulau Dewata.

Dari Avatar: The Legend of Aang, Kawan GNFI dapat belajar akan beruntungnya hidup di Indonesia, yaitu tidak perlu jauh-jauh saat mencari inspirasi dalam berkarya!

Referensi:

Maarif, S. D. (2022, June 8). Fakta Seputar Tari Kecak Asal Bali yang Trending di Google Trend. tirto.id. https://tirto.id/fakta-seputar-tari-kecak-asal-bali-yang-trending-di-google-trend-gsG9

Sulistiani. (2022, August 29). Kecak dari Sakral Jadi Profan. Historia. https://historia.id/kultur/articles/kecak-dari-sakral-jadi-profan-vog8W/page/1

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini