Jelajah Ragam Tradisi Lebaran dari Penjuru Nusantara

Jelajah Ragam Tradisi Lebaran dari Penjuru Nusantara
info gambar utama

Lebaran Idulfitri menjadi momen perayaan paling ditunggu tunggu bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setelah genap 29—30 hari berpuasa, umat Islam merayakan kemenangan dengan berbagai macam cara, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia memiliki beragam tradisi perayaan Lebaran unik yang kaya akan nilai budaya, seni, dan harmoni masyarakat.

Berikut ragam tradisi Lebaran yang ada di Indonesia:

Takbir Keliling

Takbir keliling sudah menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat Indonesia. Setiap malam sebelum lebaran, tiap daerah biasanya mengadakan takbir keliling. Di mana anak-anak ramai membawa obor dan melantunkan takbir maupun doa-doa, sambil berjalan melewati rumah rumah warga. Terkadang ada juga yang sambil mengadakan pawai yang penuh hiasan sambutan Lebaran.

Takbir keliling ini menjadi cermin atas rasa syukur, kegembiraan, dan kebersamaan umat Muslim dalam menyambut kemenangan setelah menjalani ibadah puasa Ramadan.

Menu Lebaran Ketupat dalam Sukacita Hari Raya Idulfitri

Grebeg Syawal

Tradisi unik ini berasal dari wilayah Yogyakarta. Kata grebeg syawal berasal dari bahasa Jawa “grebeg” yang berarti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem. Sedangkan Syawal adalah nama bulan Hijriyah di mana perayaan Idulfitri berlangsung.

Kegiatan grebeg syawal rutin diadakan pihak Keraton Yogyakarta setiap tahunnya pada hari pertama setelah Idulfitri. Masyarakat dari berbagai daerah akan berbondong-bondong berkumpul di area kompleks Keraton Yogyakarta untuk menyaksikan prosesi tradisi grebeg syawal.

Upacara Grebeg Syawal biasanya dimulai dengan arak arakan “gunungan" yang isinya tumpukan dari berbagai bahan kebutuhan pokok seperti sayur, buah, makanan, dan barang lainnya.

Gunungan ini menjadi simbol ucapan syukur yang dipersembahkan oleh Sri Sultan dan masyarakat.

Meugang

Tradisi meugang berasal dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Masyarakat Aceh menyambut Hari Raya Idulfitri dengan menyembelih hewan ternak seperti sapi, kambing, ataupun kerbau. Kegiatan penyembelihan dilakukan sehari sebelum lebaran.

Nantinya, daging daging hasil penyembelihan akan dibagikan kepada keluarga, tetangga, ataupun orang lain yang membutuhkan. Kegiatan ini menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial dan solidaritas masyarakat Aceh.

Perang Topat

Masyarakat di daerah Lombok memiliki kebiasaan unik dalam menyambut Idulfitri, yaitu perang topat. Kegiatan ini dilakukan dengan saling melempar ketupat seolah-olah adalah sejata perang. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas panen yang berlimpah. Selain itu juga sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan antarwarga.

7 Tips Mengatasi Mabuk Perjalanan saat Mudik Lebaran

Binarundak

Tak kalah dengan daerah lainnya, masyarakat di daerah Sulawesi Utara memiliki tradisi penting dalam menyambut Hari Raya Idulfitri. Tradisi tersebut adalah Tradisi Binarundak atau makanan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari campuran beras ketan, jahe, dan santan.

Kudapan ini akan diletakkan dalam wadah bambu dan dibakar menggunakan serabut kelapa. Jadi, saat Lebaran, warga berkumpul bersama membuat dan menyantap binarundak. Pelaksanaan tradisi ini dilakukan kira-kira pada hari ketiga Lebaran.

Pawai Pegon

Tradisi ini yang dilakukan masyarakat Jember pada hari ketujuh Lebaran. Pawai pegon diisi dengan kegiatan pawai gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi yang dihiasi dengan janur kuning. Masing-masing gerobak diisi oleh satu keluarga yang membawa ketupat beserta lauk pauknya. Gerobak akan ditarik dengan tujuan akhir di daerah pantai. Di sanalah masyarakat akan makan bersama, saling merangkul, dan menjalin solidaritas satu sama lain.

Itulah sebagian kecil tradisi Lebaran yang dimiliki masyarakat Indonesia. Saling memiliki gaya dan ciri khasnya masing-masing, yang akan selalu menjadi bagian istimewa. Kalau di daerah Kawan GNFI, ada tradisi Lebaran apa?

6 Tol Baru di Jawa dan Sumatera Difungsikan Gratis untuk Mudik Lebaran

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini