6 Taman Nasional Terindah di Sulawesi, Intip Keindahan Flora dan Faunanya

6 Taman Nasional Terindah di Sulawesi, Intip Keindahan Flora dan Faunanya
info gambar utama

Tidak hanya keindahan alam, pesona wisata budaya, dan jejak sejarahnya saja yang dapat dinikmati oleh wisatawan di Pulau Sulawesi. Di Sulawesi, Kawan juga dapat menikmati keindahan alam yang memesona.

Pulau Sulawesi memiliki beberapa kawasan konservasi yang sekaligus difungsikan sebagai kawasan wisata. Berbagai flora dan fauna yang khas dan langka pun dapat dijumpai oleh wisatawan di kawasan ini.

Nah, bagi Kawan yang berkunjung ke taman nasional ini pasti memberikan pengalaman baru. Apa saja taman nasional di Sulawesi? Berikut ini beberapa taman nasional yang menari untuk dikunjungi.

Taman Nasional Laut Bunaken

Taman Nasional Laut Bunaken adalah perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri atas ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Sementara itu, di bagian utara terdiri atas Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Montehage, Pulau Siladen, Pulau Nain, Pulau Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Adapun di bagian selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.

Keindahan Wakatobi yang Wajib Dikunjungi, Dari Taman Nasional Hingga Benteng Bersejarah

Dataran pulau-pulau taman nasional ini kaya akan jenis palem, sagu, woka, silar, dan kelapa. Selain itu, di dataran dan pesisir kawasan ini terdapat berbagai satwa, antara lain: kera hitam Sulawesi, rusa, dan kuskus.

Selain itu juga terdapat jenis tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken, seperti: Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska, dan berbagai jenis burung laut, seperti: camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.

Taman Nasional Tangkoko

Taman Nasional Tangkoko, berada di Batu Putih, Kecamatan Girian, Kabupaten Bitung. Taman nasional seluas 8.429 ha ini juga memiliki satwa yang jarang ditemui di daerah lain yaitu tarsius.

Tarsius adalah sejenis monyet mini, sebesar ibu jari dengan mata belo yang menggemaskan. Ada sekitar 15 jenis tarsius ditemukan di kawasan ini. akan tetapi, yang dikenal betul baru sedikit jumlahnya, di antaranya Tarsius spektrum, T. dayana, dan T. pumulus.

Tarsius spektrum senang tinggal di pohon yang berlubang seperti beringin. Satu pohon biasanya ada enam tarsius. Namun demikian, walaupun tinggal berenam, tarsius adalah satu-satunya satwa yang dikenal menerapkan sistem monogami, alias selalu setia dengan satu pasangan saja. Kalau Tarsius spektrum hidup di pohon, lain lagi dengan T. pumulus dan T. dayana, mereka lebih suka bermukim di tanah dan di puncak-puncak gunung.

Taman Nasional Wakatobi

Taman Nasional Wakatobi terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ibu kota Wangi-Wangi. Kabupaten ini terdiri dari empat pulau, yaitu Wangi-Wangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko.

Wilayah Kabupaten Wakatobi memiliki luas sekitar 823 kilometer persegi. Pada tahun 1996, Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional dengan luas sekitar 1,3 juta hektar. Taman Nasional Wakatobi adalah area konservasi laut yang merupakan prioritas tertinggi dalam konservasi laut Indonesia.

Keelokan dan kekayaan alam Taman Nasional Wakatobi telah mendapat pengakuan internasional, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris mencatat bahwa wilayah Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan keanekaragaman spesies koral.

7 Taman Nasional di Indonesia yang Diakui sebagai Warisan Dunia

Di Taman Nasional Wakatobi, sebanyak 750 dari total 850 spesies koral dunia dapat ditemukan. Konfigurasi dasar lautnya bervariasi, mulai dari yang datar hingga melandai ke laut, dengan beberapa area perairan memiliki terumbu karang yang curam. Titik terdalam dari perairannya mencapai kedalaman 1.044 meter.

Selain menikmati kecantikan bawah laut, pengunjung juga dapat mengunjungi desa-desa adat yang berada di sekitar taman nasional ini. Masyarakat lokal yang tinggal di wilayah ini dikenal sebagai Suku Bajuu. Dari semua komunitas perahu di Asia Tenggara yang masih mempertahankan kebudayaan perahu tradisional, Suku Bajuu adalah salah satunya. Menyelami kehidupan sehari-hari mereka yang menarik dan unik, terutama keahlian mereka dalam menyelam tanpa peralatan untuk menangkap ikan.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki luas lebih kurang 43.750 ha dan terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajane Kepulauan (Pangkep).

Taman nasional ini terletak di perbukitan karst (kapur) yang curam dengan vegetasi tropis yang subur. Pada tahun 1856-1857 seorang naturalis Inggris, Alfred Wallace, menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan Bantimurung khusus untuk menikmati dan meneliti 150 spesies kupu-kupu.

Uniknya lagi, di dalam taman nasional ini terdapat pula Gua Mimpi dan Gua Batu. Di dalam gua itu terdapat stalaktit dan stalagmit yang indah. Selain itu, Kawan juga dapat menyaksikan beraneka macam kupu-kupu langka yang beterbangan di kawasan tersebut.

Taman Nasional Laut Taka Bonerate

Taman Nasional Laut Taka Bonerate yang terletak di Kecamatan Passi Masunggu dan Kecamatan Passi Maranu, sebelah selatan Kabupaten Selayar. Di taman nasional laut ini, terdapat karang atol terbesar ke-3 di dunia setelah Maldiva dan Kwadifein.

Konon, Taka Bonerate merupakan salah satu terumbu karang yang terindah di seluruh belahan bumi. Takan Bonerate yang berarti timbunan karang di atas pasir ini memiliki keanekaragaman biota laur cukup tinggi terdiri atas terumbu karang, ikan, moluska, dan ekinodermata. Ada pula 4 jenis penyu yang dilindungi undang-undang, di antaranya adalah penyu hijau dan penyu sisik.

Pulau yang bergaris pantai sepanjang 3 kilometer ini terdapat Sanctuary Batu Lala seluas 7 hektare. Sanctuary Batu Lala ini merupakan salah satu zona penyelaman yang terindah di Taka Bonerate. Terumbu karangnya beragam dan memiliki keanekaragaman ikan hias yang sangat memesona.

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Ekowisata Provinsi Sulawesi Utara

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang semula bernama Taman Nasional Dumoga Bone ini, ditetapkan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1990. Luas taman nasional ini sekitar 287.115 hektare. Secara administratif pemerintahan, taman nasional ini terletak di Kabupaten Bone Bolango (Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara).

Tumbuhan yang khas dan langka di kawasan taman nasional ini, antara lain palem matayangan, kayu hitam, kayu besi, kayu kuning, bunga bangkai. Tumbuhan yang sering dijumpai, antara lain cempaka, kenanga, agathis, dan tanaman hias.

Beberapa satwa juga hidup di taman nasional ini, seperti monyet hitam/yaki, monyet dumoga bone, musang Sulawesi, tangkasi, kuskus besar, babi liar, anoa besar, babirusa, burung betet, nuri, belibis, blekok, dan satwa burung yang menjadi maskot taman nasional yaitu burung maleo.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini