Selain Keraton, Ini Destinasi Wisata Menarik di Surakarta

Selain Keraton, Ini Destinasi Wisata Menarik di Surakarta
info gambar utama

Surakarta atau juga disebut Solo merupakan kota di Jawa Tengah yang memiliki berbagai tempat wisata menarik. Lokasinya juga terbilang strategis dan berdekatan dengan beberapa daerah seperti Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo. Solo juga menjadi kota terbesar ketiga di Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang.

Solo selama ini dikenal memiliki berbagai julukan seperti Kota Batik, Kota Budaya, dan Kota Liwet. Sementara itu masyarakatnya disebut Wong Solo dan Putri Solo untuk menggambarkan karakteristik wanita asli Solo.

Salah satu tempat wisata paling ikonik di Solo tentunya keraton. Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta merupakan istana resmi Kesunanan Surakarta Hadiningrat dan telah didirikan pada tahun 1744 oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II. Dengan luas lahan sampai 147 hektare, kawasan keraton ini meliputi area di dalam Benteng Baluwarti, Alun-Alun Lor, Alun-Alun Kidul, Gapura Gladag, dan Masjid Agung Surakarta.

Tak hanya keraton, berikut beberapa destinasi wisata yang dapat Anda jelajahi ketika berlibur di Solo:

Rekomendasi Tempat Wisata Ramah Anak dengan Konsep Edukasi dan Hiburan

House of Danar Hadi

House of Danar Hadi merupakan salah satu museum yang wajib dikunjungi ketika Anda ke Solo. Lokasinya terletak di Jalan Brig. Jen. Slamet Riyadi, di dalam kompleks nDalem Wuryaningratan yang dulunya merupakan hunian keluarga K.R.M.H. Wuryaningrat.

Bangunan museum juga dirancang dengan menyesuaikan arsitektur nDalem Wuryaningratan. Di bagian dalam terdapat sebelas ruangan untuk memamerkan koleksi dari H. Santosa Doellah, pendiri PT Batik Danar Hadi dan House of Danar Hadi.

Ruangan koleksi terdiri dari sembilan bagian, yaitu Batik Belanda, Batik Cina, Batik Djawa Hokokai, Batik Pengaruh India, Batik Kraton, Batik Pengaruh Kraton, Batik Sudagaran dan Batik Petani, Batik Indonesia, dan Batik Danar Hadi. Total koleksi kain batik di museum ini mencapai seribu helai. Tak hanya melihat koleksi batik, di sana pengunjung juga bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatan batik. Bahkan, bisa mengikuti lokakarya pembuatan batik secara langsung.

Menjelajah Objek Wisata Alam Memesona di 3 Provinsi Baru

Pasar Klewer

Pasar Klewer | @DonniYudhaPerkasa Shutterstock
info gambar

Salah satu tempat belanja yang identik dengan kota Solo adalah Pasar Klewer. Pada awalnya pasar ini dikenal dengan sebutan Pasar Slompretan yang berasal dari kata slompret atau terompet penanda kereta api berangkat pada masa penjajahan Jepang.

Pada saat itu, daerah pasar menjadi tempat pemberhentian kereta api dan juga dimanfaatkan pribumi untuk berdagang. Uniknya, saat itu para pedagang menawarkan barang mereka berupa kain batik bukan di ruko atau emperan, tetapi dengan hanya diletakkan di pundak sehingga tampak berkleweran atau menjuntai tak beraturan.

Pedagang di Pasar Klewer awalnya dari daerah Banjarsari dan Supit Urang, kemudian semakin berkembang pada tahun 1968. Dua tahun setelahnya, pemerintah membangun bangunan pasar permanen dan memiliki sekitar dua ribu kios.

Adapun beberapa barang yang ditemukan di pasar ini antara lain berbagai jenis batik, mulai dari batik tulis, batik cap, batik antik keraton, batik pantai keraton, dan batik putri Solo. Ada juga batik dari daerah lain seperti Betawi, Banyumas, Madura, Pekalongan, dan Yogyakarta. Selain itu, ada batik yang sudah dijadikan pakaian, seprai, dan aksesori.

Alternatif Wisata, Yuk Menengok Kampung Kerbau di Ngawi

Kampung Laweyan

Kampung Laweyan | @raditya Shutterstock
info gambar

Selain Pasar Klewer, tempat terbaik melihat batik di Solo adalah Kampung Laweyan. Kawasan ini memang merupakan sentra industri batik bersejarah di Surakarta bahkan keberadaannya sudah ada sebelum munculnya Kerajaan Pajang. Sejak abad ke-19, daerah ini sudah dikenal sebagai kampung batik dan menjadi salah satu objek wisata populer di Solo dari masa ke masa.

Pada tahun 1970-an, banyak perajin dan produksi batik rumahan yang membuat nama Solo makin dikenal sebagai daerah penghasil batik berkualitas. Kini, Kampung Laweyan didesain dengan konsep terpadu. Di sana terdapat banyak perajin batik yang membuat kain-kain beragam motif dan hasil produksinya tak terbatas di jual di Solo saja tapi sampai dipasarkan ke luar negeri.

Pabrik Gula De Tjolomadoe

Pabrik Gula Colomadu | Wikimedia Commons
info gambar

Berwisata ke kota Solo jangan lewatkan untuk mengunjungi Museum De Tjolomadoe. Bangunan ini dulunya merupakan Pabrik Gula Colomadu yang telah didirikan sejak tahun 1861 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV. Pabrik gula seluas 1,3 hektare ini menjadi saksi aktivitas ekspor gula dari Solo ke berbagai negara pada zaman Hindia-Belanda.

Kemudian tahun 1928, pabrik ini mengalami perluasan area dan arsiteksturnya ikut dirombak. Namun, mesin-mesin raksasa bekas pabrik gula tetap dipertahankan dan masih bisa dilihat sampai sekarang. Saat ini pun telah direvitalisasi menjadi tempat wisata sekaligus bangunan bersejarah di Solo. Lokasinya juga tak juah dari pusat kota dan Bandara Internasional Adi Sumarmo.

De Tjolomadoe memiliki beberapa ruangan sesuai nama asli ketika masih menjadi pabrik. Beberapa di antaranya adalah Stasiun Gilingan yang difungsikan menjadi Museum Pabrik Gula, Stasiun Ketelan sebagai area kuliner, Stasiun Penguapan dan Besali Cafe sebagai area arkade, Stasiun Karbonatasi sebagai area seni dan kerajinan, juga ada Tjolomadoe Hall dan Sarkara Hall untuk tempat konser atau acara besar dengan daya tampung sampai tiga ribu orang.

Kue Putu, Kudapan Tradisional yang Masuk Daftar Kue Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini