Konservasi Pesut Mahakam, Satwa Endemik Indonesia

Konservasi Pesut Mahakam, Satwa Endemik Indonesia
info gambar utama

Belum lama ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, melepas liarkan 3 ekor lumba-lumba hidung botol di Taman Nasional Bali Barat, Gilimanuk, Bali pada Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2022.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018, salah satu mamalia yang dilindungi ialah lumba-lumba hidung botol.

Penyelamatan satwa menjadi komponen yang krusial dalam food chain sehingga perlu adanya perlindungan dan pemulihan biodiversitas dengan pendekatan yang merujuk pada scientific based, evidenced based, dan rules base yang dapat dijadikan acuan di waktu yang akan datang.

Berkenaan dengan lumba-lumba, Indonesia memiliki spesies lumba-lumba asli berasal dari Indonesia, yakni pesut mahakam. Orcaella brevirostris nama latin dari pesut mahakam ini merupakan salah satu mamalia akuatik sejenis lumba-lumba yang hidupnya berada di air tawar.

Tapir Asia (Tapirus indicus), Spesies Tapir Terbesar dari Bumi Melayu
Pesut Mahakam
info gambar

Habitat pesut mahakam ini di Sungai Mahakam yang terletak di Kalimantan Timur, yang mana pesut ini masuk kategori satwa endemik dari Indonesia, khususnya Kalimatan Timur. Eksistensi pesut mahakam tidak terpencar secara rata tetapi terpusat pada tengah Sungai Mahakam.

Sekarang ini populasi pesut mahakam berdasarkan beberapa literatur hanya berkisar 80 ekor. Pesut mahakam termasuk spesies yang statusnya sangat terancam punah (critically endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) serta ditetapkan dalam Apendix I yang mana terdapat larangan memperdagangkan seluruh bagian tubuh biota ini oleh The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Merosotnya jumlah pesut mahakam ini lantaran banyaknya ancaman yang mengelilingi seperti menyusutnya habibat. Hal ini akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia misalnya pengguanaan lahan yang mengakibatkan penyusutan dan musnahnya habibat untuk spesies-spesies yang ada. Di samping itu, kualitas air sungai yang mengalami perubahan juga turut berkontribusi dalam degradasi habitat pesut mahakam.

Landak Jawa (Hystrix javanica), Hewan Berduri yang Kian Langka

Hal ini disebabkan dari adanya pembangunan, yang secara langsung maupun tidak langsung memberi impak pada pesut mahakam.

Selain itu berlalu-lalangnya jaring nelayan juga menyebabkan kematian pada pesut mahakam karena pesut biasanya memangsa ikan-ikan yang terjerat dalam jaring tersebut sehingga pesut pun ikut terjerat yang akhirnya tidak bisa melepaskan diri dan mati di dalam air, mengingat pernapasannya menggunakan paru-paru yang harus muncul ke permukaan agar dapat menghirup oksigen.

Ada juga pesut yang mati karena tertabrak kapal dan bahkan dibunuh, sehingga membawa pesut mahakam menuju kepunahan.

Dengan kondisi yang membahayakan populasi pesut mahakam ini, perlu diupayakan perlindungan terhadap kelestariannya. Upaya konservasi dapat dilakukan guna melindungi habitat pesut mahakam dari berbagai ancaman pencemaran, penangkapan, melindungi eksistensi sumber makanan alami, serta memberi arahan kepada masyarakat sekitar agar turut berperan aktif dalam pelestarian pesut mahakam ini.

Selain itu, peran pemerintah menjadi kunci dalam upaya pelestarian pesut mahakam. Pemerintah Kutai Kartanegara sudah menetapkan kawasan konservasi perairan yang difokuskan untuk pengelolaan habitat Orcaella brevirostris sejak 2020 silam dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 75 tahun 2020.

Mengenal Belida Jawa (Notopterus notopterus) dari Ciri, Habitat, dan Makanannya

Sebelum itu telah dikeluarkan SK Nomor 660.2/3925/B12/BLH/2015 mengenai larangan penggunaan ponton batubara melewati daerah sungai, sehingga dapat mendukung upaya konservasi pesut mahakam.

Sementara itu adanya local wisdom berupa legenda tentang asal muasal pesut dan kegiatan domain yang menjadi upaya konservasi dengan kesadaran (awarness) atas eksistensi pesut mahakam bagi masyarakat sekitar.

Konservasii ini dipercayai warga sekitar sebagai salah satu usaha yang dapat dilakukakan dalam pelestarian pesut mahakan dan sumber daya ikan lainnya. Dengan demikian, keturanan yang lahir di masa mendatang bisa melihat hewan endemik dari Kalimantan Timur, Indonesia.

Referensi:Menlhk.go.id | forestation.fkt.ugm.ac.id | Noor, I. Y. (2016). Pesut Mahakam. Profil, Peluang Kepunahan dan Upaya Konservasinya. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. | Permana, R., Akbarsyah, N., & Rahman, T. (2022). Konservasi Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) Berbasis Kearifan Lokal di Kalimantan Timur, Indonesia. Aurelia Journal, 4(1), 1-8.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AH
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini