Profil Djumono, Satu-Satunya Caleg Difabel yang jadi Saingan Komeng

Profil Djumono, Satu-Satunya Caleg Difabel yang jadi Saingan Komeng
info gambar utama

Setelah melaksanakan pemilihan umum serentak 14 Februari lalu, para calon presiden – wakil presiden maupun calon legislator saatnya menunggu hasil quick count. Di tengah panasnya suasana politik di Indonesia, ada yang menarik dari caleg daerah Jawa Barat. Djumono menjadi caleg yang menarik perhatian. Mengapa Djumono senter dibicarakan dan disorot?

Djumono menjadi satu-satunya caleg DPD RI daerah Jawa Barat yang disabilitas. Langkah nyaleg ini bulat diambil Djumono untuk berjuang memberikan pemenuhan hak masyarakat disabilitas melalui sistem pemerintahan.

“Motivasinya ingin meningkatkan harkat, derajat serta kesetaraan disabilitas, juga masyarakat rentan lainnya dalam segala aspek kehidupan,” kata Djumono, dikutip dari Liputan6.

Motivasi-motivasi tersebut dicurahkan melalui visinya untuk mewujudkan Jawa Barat lebih maju, berkeadilan, inklusif dan setara bagi semua warganya.

Festival Pemilu Fasilitasi Pemuda Pahami Politik, Hadirkan Caleg, Partai, dan Timses

Langkahnya jelas tidak mudah. Ia harus mengumpulkan dukungan 6.000 orang dari 17 kota/kabupaten sebagai syarat utama. Dukungan tersebut harus dibuktikan dengan mengumpulkan KTP tiap-tiap pendukung.

Perjalanan Djumono nyaleg tidak hanya sekali ini. Ia tercatat mulai menjadi calon legislatif sejak 2014. Saat itu, meski kalah, Djumono berhasil memperoleh 1.5 juta suara bahkan menduduki peringkat suara terbanyak ke-13 dari 36 calon. Padahal, ia disebut jadi calon legislatif dengan modal paling kecil.

Pada pemilu 2024 ini, Djumono bersaing melawan pelawak sohor Komeng, dan aktris Jihan Fahira. Djumono mendapat suara 114.260 suara atau sekitar 1.15 persen dalam quick count KPU per Jumat (16/2/2024) pukul 19.15. Sedangkan, Komeng unggul dengan perolehan 1.196.135 suara atau 12.05 persen dan Jihan Fahira mendapat 462.128 atau 4.66%.

Daerah Ini Paling Banyak Meloloskan Artis Jadi Anggota DPR

Perjuangan Lewat Caleg, Organisasi, Hingga Lembaga

Kiprah Djumono untuk turut mengawal pemenuhan hak-hak masyarakat difabel tidak hanya dilakukan lewat nyaleg. Laki-laki kelahiran 8 September 1967 ini bahkan berkiprah di berbagai lembaga dan organisasi untuk para difabel.

Tentu tidak mudah bagi Djumono di awal fase ketika kakinya diamputasi. Sama seperti manusia kebanyakan, ia sempat putus asa dan bingung harus melakukan apa setelahnya.

"Sejak tahun 1999, saya harus merelakan kedua kaki saya untuk diamputasi. Saya juga sempat bingung harus berbuat apa, namun karena saya juga suka berorganisasi jadi saya bertemu dengan teman-teman difabel hingga akhirnya mengurus berbagai organisasi," ujarnya di kantor National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Bandung, sebagaimana dikutip dari detikJabar.

Kegemarannya berorganisasi tumbuh sejak ia berusia SMP. Bakat kepemimpinannya sudah muncul dengan perannya menjadi ketua karang taruna. Djumono terus bersosialisasi meskipun dengan fokus yang berbeda. Tahun 2001, Djumono bersama rekannya membentuk Forum Perjuangan Difabel (Forpadi) Jawa Barat yang memiliki misi memperjuangkan peraturan daerah untuk difabel, khususnya Jawa Barat.

Komeng, Sosok Fenomenal yang Bikin Pemilu 2024 Jadi Lebih "Uhuy"

Perjuangannya berbuah manis. Perda Jabar akhirnya berhasil terbit pada 2006 dan 2009 menjadi payung hukum yang akan memudahkan masyarakat difabel.

“Isinya ada banyak, tapi semua mengatur hak penyandang disabilitas seperti pekerjaan, kesehatan, olahraga, infrastruktur dan pendidikan,” imbuhnya.

Di bidang olahraga, Djumono menjadi bagian dari pengurus National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Bandung, sebuah organisasi pembina atlet penyandang disabilitas di Indonesia.

"Saya sudah 22 tahun di NPCI Bandung. Saya senang olahraga dan mengurus aktivitas teman-teman atlet paralympic. Dulunya saya sebagai humas disini, karena saya punya potensi jadi sesekali ikut tanding. Tahun 2016 dapat medali emas Pekan Paralympic Nasional untuk cabor voli duduk," jelasnya dalam detikJabar pada Senin (16/5/2022).

TPS Unik di Pemilu 2024, Ada Tempo Dulu sampai Kuli Proyek!

Berbagai Penghargaan Caleg Djumono

Berikut merupakan rekam jejak berupa riwayat organisasi dan penghargaan yang diperoleh Djumono.

Riwayat Organisasi

  • Sekretaris Komite Advokasi Penyandang Catat Indonesia (1997 – 2014)
  • Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) (2003 – 2012)
  • Wakil Sekretaris National Paralympic Comitte Indonesia (NPCI) (2003 – 2023)
  • Ketua Tiga Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) (2017 – 2023)

Penghargaan

  • Sebagai Koordinator Penggagas Gerak Jalan Penyandang Catat Terbanyak Rekor Muri (2008)
  • Penyandang Cacat Berdedikasi dari Wali Kota Bandung (2015)
  • Sebagai Motivator Penyandang Cacat dari Gubernur Jawa Barat (2017)
  • Sebagai Menejer Blind Judo Papernas XI dari Gubernur Jawa Barat (2020)
Ketika 1 Juta Warga Yogyakarta Rayakan Pesta Demokrasi pada Pemilu 1955

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini